Bisnis.com, JAKARTA - blu by BCA Digital mengalami anomali dibandingkan dengan perbankan digital di Indonesia. Ketika bank-bank digital sepenuhnya ‘nyaman’ dengan produk digital, blu BCA justru memutuskan untuk menerbitkan kartu debit fisik.
Dengan bekerja sama dengan Mastercard, perseroan meluncurkan produk yaitu bluDebit Card, sebuah kartu fisik yang dapat digunakan oleh nasabah sebagai salah satu pilihan metode transaksi terbaru.
Direktur Utama BCA Digital Lanny Budiati mengatakan alasan peluncuran kartu ini lantaran adanya permintaan yang tinggi dari para nasabah muda. Pihaknya pun melihat kartu debit dalam bentuk fisik masih menjadi kebutuhan untuk bertransaksi selain menggunakan QRIS ataupun transfer.
“Tadinya kami berpikir, bahwa milenial cukup dengan kartu digital, tapi ternyata mereka masih merasa ada kebutuhan untuk transaksi offline lewat kartu fisik atau bahkan untuk membayar sejumlah tagihan,” ujarnya dalam Konferensi Pers, Selasa (24/10/2023).
Adapun, berdasarkan data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa volume transaksi yang dilakukan menggunakan kartu debit dan ATM pada 2022 mencapai 7,55 miliar kali, di mana jumlah ini meningkat dari yang sebelumnya mencapai 7,24 miliar kali pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, dari segi nilai transaksi, jumlahnya juga meningkat, yakni dari 7.241 triliun pada 2021, menjadi Rp7.921 triliun pada 2022.
Pada kesempatan yang sama Head of Card and Personal Loan Business BCA Digital Rainer Sutedja mengungkapkan menyebut kartu debit blu by BCA Digital memiliki sejumlah hal pembeda yang membuatnya unggul di peta persaingan bank digital.
“Ini menjadi kartu fisik pertama dari bank digital yang didesain dan diproduksi dari daur ulang sampah plastik. Sejalan dengan komitmen sustainability initiative sesuai pedoman ESG [Environment, Social, and Government] yang dijalankan oleh blu by BCA Digital,” ujarnya pada awak media di Jakarta.
Tak hanya itu, kala disinggung soal keamanan, pihaknya menyebut pada kartu bluDebit Card telah tercantum nomor kartu dan nama pemilik di bagian belakang kartu saja, sedangkan informasi terkait tanggal masa berlaku dan nomor CVC hanya dapat diakses oleh sobatblu melalui aplikasi.
“[Sehingga] jika bluDebit Card hilang atau terdeteksi fraud, nasabah hanya perlu melakukan pemblokiran melalui aplikasi blu agar kartu tidak disalahgunakan oleh orang yang menemukan,” sebutnya.
Lebih lanjut, dirinya memaparkan bahwa bluDebit Card pun menerapkan sistem contactless untuk kemudahan dalam berbelanja ataupun melakukan pembayaran di luar negeri, di mana nasabah hanya perlu mendekatkan kartu ke mesin EDC/POS agar transaksi berjalan cepat, aman dan nyaman.
Rainer juga mengatakan kartu ini dapat mengatur limit kartu di jumlah tertentu dan akan mendapatkan notifikasi jika transaksi sudah melebihi limit tersebut.
“Pengguna jadi anti boros. Bukan limit seperti kartu kredit ya, tapi ini tergantung pengguna mau atur limit,” imbuhnya.
Selain itu, Rainer mengklaim bahwa bluDebit Card dapat digunakan di seluruh EDC dan ATM yang terkoneksi dengan Alto/Prima untuk pemakaian di dalam negeri.
Bahkan, kartu ini juga didukung oleh Mastercard, memberikan nasabah akses ke jaringan penerimaan global Mastercard yang mencakup lebih dari 90 juta merchant di seluruh dunia. Hal ini seiring dengan kegiatan travel yang kian marak.
Dia juga menuturkan dengan peluncuran kartu debit ini selain menjadi cara untuk memacu inklusi keuangan, pihaknya juga menyebut ini sebagai salah satu solusi mengakuisisi nasabah aktif.
“Kita juga terus berstrategi lewat promo. Jadi, kita enggak mau nasabah kita hanya buka [rekening], lalu ditinggalkan. Ke depannya kita juga berharap akan ada mitra-mitra baru lagi,” ujar Rainer.
Sebagai informasi, hingga akhir 2023, BCA Digital diharapkan mampu menjaring nasabah hingga mencapai 2 juta nasabah. Adapun sepanjang 2022, nasabah blu by BCA Digital tercatat sebanyak 1,1 juta nasabah.
Perseroan mencatatkan laba bersih Rp11,35 miliar pada kuartal III/2023, berbalik dari kondisi rugi sebesar Rp18,24 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi pendanaan, BCA Digital telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp8,56 triliun, naik 48,29% yoy. Di mana, dana murah atau current account savings account (CASA) juga mengalami kenaikan 72.36% dari Rp1,66 triliun pada kuartal III/2022 menjadi Rp2,86 triliun pada kuartal III/2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel