Bisnis.com, JAKARTA - Platform investasi digital (wealth-tech) PT Moduit Digital Indonesia memperkuat produk kontrak pengeloaan dana (KPD) terpersonalisasi besutannya, dalam rangka mengincar pangsa pasar nasabah tajir di Tanah Air.
Investment Connoisseur Moduit Gabby Suhartanto menjelaskan strategi memperkuat produk KPD didorong oleh tren kebutuhan para nasabah tajir alias high net-worth individual (HNWI) yang mulai melirik diversifikasi multi asset class, termasuk saham-saham perusahaan di luar negeri.
Terlebih, biasanya para HNWI punya target return terbilang tinggi untuk memenuhi berbagai tujuan keuangannya. Misalnya, untuk membuka bisnis baru, menambah alat-alat produksi untuk bisnisnya, gaya hidup tertentu untuk jangka panjang, atau kebutuhan lain-lain.
"Jadi ketika kondisi market di Indonesia sedang kurang memadai untuk mencapai target itu, mereka mau punya jangkauan ke saham-saham teknologi di AS, saham industrial di China, maupun dari negara-negara lain, supaya performance bisa subsidi silang. Itu lah alasan kenapa kami menawarkan produk KPD sebagai solusi," ujarnya dalam diskusi bersama awak media di kantor Moduit, bilangan Kuningan, Jakarta Selatan.
Gabby menjelaskan produk KPD Moduit sebenarnya telah meluncur sejak awal tahun. Namun, baru beberapa bulan belakangan Moduit menggandeng rekanan manajer investasi yang punya predikat spesialis offshore market dan bisa mencakup emiten dari bursa di berbagai negara. Selain itu, Moduit juga memungkinkan transfer aset keuangan existing milik nasabah ke dalam pengelolaan KPD.
Moduit juga telah mengoptimalkan produk KPD besutannya dari sisi personalisasi yang lebih fleksibel, karena penasihat keuangan Moduit biasanya hanya memegang belasan nasabah, beda dengan KPD di bank yang biasanya satu orang bisa melayani hingga 100 nasabah.
"Nasabah HNWI pasti punya saham, reksa dana, dan aset keuangan di banyak tempat. Akhirnya, repot kalau mau mengurus performanya satu per satu. Beberapa mulai melirik KPD kami, karena mengangap advisor Moduit bisa lebih fleksibel dalam memenuhi minat dan kebutuhan mereka," tambahnya.
Adapun, pengguna yang berminat mengakses KPD secara regulasi harus memiliki minimal investasi Rp5 miliar, namun mitra manajer investasi Moduit biasanya menghendaki kisaran investasi Rp10 miliar untuk mengakomodasi fleksibilitas diversifikasi sesuai keinginan nasabah.
Head of Marketing & Communication Moduit Ari Prastowo menjelaskan bahwa saat ini sekitar 10 persen dari total pengguna platformnya berstatus HNWI alias punya aset investasi di atas Rp1 miliar. Sisanya, nasabah ritel rata-rata memiliki aset investasi Rp50 juta.
"Kalau nasabah sudah punya investasi di atas Rp1 miliar, mereka masuk ke Moduit Beyond, atau istilahnya seperti nasabah prioritas. Mereka biasanya punya kebutuhan yang kompleks, tapi repot untuk mengelola strategi diversifikasi ke banyak tempat. Maka dari itu, kami menyasar KPD ini untuk para nasabah potensial di Moduit Beyond," jelasnya.
Adapun, Moduit merupakan tekfin yang disuntik oleh PT Central Capital Ventura (CCV), modal ventura milik BCA. Oleh sebab itu, Ari menjelaskan saat ini pihaknya memiliki peluang mengotimalkan pangsa pasar dari segmen nasabah dalam ekosistem BCA dan BCA Digital (Blu), terutama sejak Moduit menjadi salah satu mitra strategis terkait fitur wealth management services bertajuk bluInvest.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel