Jaring Pelanggan Baru, Indosat (ISAT) Bidik Layanan Bisnis Korporat

Bisnis.com,26 Okt 2023, 20:26 WIB
Penulis: Crysania Suhartanto
Seorang pejalan kaki tengah melintas di depan Gedung Indonsat/Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. (ISAT) menyatakan bisnis antar perusahaan (B2B) akan menjadi masa depan industri telekomunikasi di Indonesia. 

SVP Corporate Communication Indosat Steve Saerang mengatakan bisnis seluler saat ini sudah semakin sulit, sehingga operator harus mencari jalan keluar lain untuk dapat tetap bertahan. Adapun yang disasar oleh Indosat adalah bisnis B2B. 

“Masa depan Indosat dan masa depan industri telekomunikasi Indonesia ada di sana [bisnis B2B],” ujar Steve saat ditemui wartawan, Kamis (26/10/2023).

Steve mengatakan melalui kerja sama dengan perusahaan, jumlah pelanggan akan semakin banyak seiring dengan banyaknya sensor yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Adapun sensor-sensor tersebut ditemukan di barang-barang pintar (IoT).

Selain itu, Steve mengatakan bisnis B2B cenderung merupakan kontrak jangka panjang. Alhasil, dengan menyasar perusahaan, keuangan Indosat akan cenderung aman hingga beberapa tahun ke depan. 

Steve menambahkan, berdasarkan pengalamannya bekerja sama dengan sejumlah perusahaan tambang, biasanya kontrak berlangsung selama 10-15 tahun.

“Perusahaan adalah kunci untuk kita agar bisa maju dan industri ini bisa sehat karena tidak mungkin kita meminta pengguna seluler untuk punya 3 nomor,” ujar Steve. 

Lebih lanjut, Steve juga mengatakan solusi lainnya untuk menyelamatkan industri telekomunikasi adalah ekspansi ke daerah-daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Namun, Steve mengaku opsi tersebut bukanlah prioritas utamanya.

Kendati demikian, Steve masih tengah berkoordinasi dengan pemerintah terkait pemerataan akses di pelosok Indonesia. 

Sebagai informasi, industri telekomunikasi Indonesia memang sedang tidak baik-baik saja. Tiga dekade lalu, sebelum maraknya layanan data dan sosial media, ARPU operator telekomunikasi bisa mencapai Rp75.000-Rp100.000.

Namun, di akhir 2022, tidak ada satupun operator seluler yang ARPU gabungannya (prabayar dan pasca bayar) menyentuh angka Rp50.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Ridwan
Terkini
'