Bisnis.com, JAKARTA— Leasing atau multifinance masih mengandalkan mengandalkan pendanaan dari bank meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) merangkak ke level 6%, terutama bagi perusahaan pembiayaan yang merupakan induk usaha atau afiliasi di perbankan.
Seperti halnya, CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) yang merupakan anak perusahaan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (CIMB Niaga).
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan pendanaan perseroan sampai akhir tahun masih didapatkan dari joint financing dengan induk usaha juga kredit perbankan.
Kendati demikian, pihaknya juga mencoba untuk menjadi kerja sama dengan bank di luar induk usaha. “Hingga saat ini masih banyak pipeline kerja sama dengan berbagai perbankan yang akan segera kita eksekusi,” kata Ristiawan kepada Bisnis, Kamis (26/10/2023).
CNAF juga mengandalkan pendanaan dari obligasi. Pada 10 Januari 2023, perseroan menerbitkan Penawaran Umum Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I CIMB Niaga Auto Finance Tahun 2023 dengan jumlah dana modal investasi sebanyak-banyaknya sebesar Rp1 triliun.
Di sisi lain, BRI Finance juga masih mengandalkan pendanaan dari bank. Hal tersebut diungkapkan oleh Primartono Gunawan, Plt. Direktur Utama BRI Finance.
Selain pendanaan dari bank, BRI Finance juga mendapatkan pendanaan dari penerbitan surat berharga dan fasilitas sindikasi offshore. “Saat ini BRIF memiliki berbagai sumber pendanaan baik dari perbankan dalam negeri, penerbitan surat berharga dan fasilitas sindikasi offshore,” papar Prima.
Tidak hanya itu, PT Buana Finance (BBLD) juga masih mengandalkan perbankan untuk pendanaan tahun ini. Direktur Keuangan Buana Finance Mariana Setyadi mengatakan pihaknya belum memikirkan opsi obligasi atau surat berharga untuk pendanaan.
Menurutnya perseroan masih dipercayakan oleh kreditur existing dan BBLD masih mendapatkan rate yang kompetitif. “Di mana masih bisa dijual kembali ke pasar,” kata dia dalam Public Expose (PE) Buana Finance pada Juni 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel