Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka lanjut melemah ke level Rp15.907 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis, (26/10/2023). Sederet mata uang kawasan Asia lainnya juga terkoreksi, sedangkan dolar AS terpantau masih kokoh.
Berdasarkan data Bloomberg dikutip Kamis, (26/10/2023) pukul 09.02 WIB, rupiah dibuka melemah 0,23% atau 37 poin ke level Rp15.907 per dolar AS, setelah ditutup lesu pada perdagangan kemarin.
Di lain sisi, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau menguat 0,10% ke posisi 106,63 pada pagi ini.
Mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, misalnya, yen Jepang melemah 0,02%, dolar Singapura terkoreksi 0,11%, dolar Hongkong turun tipis 0,01%, dan won Korea anjlok 0,50%.
Selanjutnya, dolar Taiwan melemah 0,13%, peso Filipina turun 0,19%, ringgit Malaysia melemah 0,12%, dan baht Thailand turun 0,28%. Sementara itu, rupee India dan yuan China terpantau stagnan pagi ini.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang rupiah diprediksi akan bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini, dan berisiko ditutup melemah di rentang Rp15.850-Rp15.930 per dolar AS.
Ibrahim mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah seiring dengan memanasnya situasi geopolitik Timur Tengah yang memicu adanya ketidakpastian dari kondisi ekonomi global. Hal ini pun akhirnya berdampak pada kenaikan harga minyak mentah dunia dan penurunan tingkat konsumsi masyarakat.
"Untuk membantu meningkatkan konsumsi masyarakat, pemerintah telah menyiapkan sejumlah paket kebijakan ekonomi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, berupa berbagai insentif yang akan di gelontorkan antara lain insentif pajak pertambahan nilai [PPN] untuk properti, bantuan beras, hingga bantuan langsung tunai [BLT]," tulisnya dalam riset harian, Rabu (25/10/2023).
Di lain sisi, pergerakan rupiah hari ini juga dipengaruhi oleh sikap pasar yang menunggu isyarat eknomi lebih lanjut dari AS, terutama terkait data produk domestik bruto (PDB) kuartal III/2023 yang akan dirilis pada Kamis (26/10/2023).
Tanda-tanda ketahanan data ekonomi AS akan memberi Federal Reserve (The Fed) lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama.
Lalu, berapa kurs dolar AS di BCA, BRI, Bank Mandiri, dan BNI hari ini, Kamis (26/10/2023)?
Kurs Jual Beli Dolar AS di BCA Hari Ini
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pada pukul 09.18 WIB menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp15.920 dan harga jual sebesar Rp15.940 berdasarkan e-rate.
Lalu, berdasarkan bank notes, BCA pada pukul 08.04 WIB menetapkan harga beli sebesar Rp15.755 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp16.055 per dolar AS.
Kurs Beli (Rp) Jual (Rp)
TT Counter 15.755 16.055
E Rate 15.920 15.940
Bank Notes 15.755 16.055
Kurs Jual Beli Dolar AS di BRI Hari Ini
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menetapkan harga beli dan harga jual dolar AS pada pukul 09.17 WIB masing-masing sebesar Rp15.910 dan Rp15.940 untuk e-rate.
Kemudian BRI menetapkan harga beli TT counter sebesar Rp15.855 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp16.005 per dolar AS.
Kurs Beli (Rp) Jual (Rp)
TT Counter 15.855 16.005
E Rate 15.910 15.940
Kurs Jual Beli Dolar AS di Bank Mandiri Hari Ini
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) pada pukul 08.53 WIB menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp15.895 dan harga jual sebesar Rp15.915 berdasarkan e-rate.
Lalu, Bank Mandiri menetapkan bank notes dengan harga beli sebesar Rp15.625 per dolar AS, sedangkan harga jual sebesar Rp15.975 per dolar AS.
Kurs Beli (Rp) Jual (Rp)
TT Counter 15.625 15.975
E Rate 15.895 15.915
Bank Notes 15.625 15.975
Kurs Jual Beli Dolar AS di BNI Hari Ini
Adapun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menetapkan harga beli dan jual dolar AS untuk e-rate pada pukul 09.20 WIB masing-masing sebesar Rp15.917 dan Rp15.937.
Untuk bank notes BNI pada 09.20 WIB menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp15.775 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp15.995 per dolar AS.
Kurs Beli (Rp) Jual (Rp)
TT Counter 15.775 15.995
E Rate 15.917 15.886
Bank Notes 15.775 15.995
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel