IHSG Ditutup Naik, Saham GJTL Portofolio Lo Kheng Hong Pesta Pora

Bisnis.com,27 Okt 2023, 16:22 WIB
Penulis: Annisa Kurniasari Saumi
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 44,2 poin ke level 6.758,79 pada perdagangan Jumat (27/10/2023). Saham portofolio Lo Kheng Hong GJTL dan Prajogo Pangestu CUAN menjadi saham-saham dengan peningkatan tertinggi hari ini.

Saham GJTL naik 25% ke level Rp850 pada hari ini dan menjadi salah satu saham dengan peningkatan tertinggi hari ini. Begitu pula dengan saham CUAN yang naik 24,86% ke level Rp4.470 hari ini.

Sementara itu, saham-saham berkapitaliasasi pasar besar bergerak bervariasi hari ini, dengan saham BBRI naik 1,63% ke level Rp5.000, saham TLKM naik 0,57%, dan saham AMMN naik 1,91% ke level Rp6.675 per saham.

Sementara saham lain yang menurun adalah saham GOTO 1,75% ke level Rp56 per saham, BBNI turun 0,61% ke level Rp4.850, dan saham UNTR yang melemah 2,48% ke level Rp25.525 per saham.

Sementara itu, sebanyak 279 saham menguat, 243 saham melemah, dan 235 saham stagnan hari ini. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.719-6.781. Kapitalisasi pasar tercatat turun menjadi Rp10.561 triliun.

Sebelumnya, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG masih rawan pelemahan ke support level 6.730 di Jumat (27/10/2023). Pelemahan signifikan indeks di Eropa dan AS (26/10/2023) akan menekan IHSG di Jumat (27/10/2023). 

"Kondisi tersebut berpotensi memicu berlanjutnya panic-selling hari ini," Jumat (27/10/2023).

Pasar dipengaruhi oleh antisipasi kenaikan the Fed rate sebesar 25 bps di FOMC 1 November 2023. Jajak pendapat oleh CME FedWatch Tools memperoleh hasil 97,1% peluang the Fed menaikkan suku bunga acuan di FOMC tersebut.

Kekhawatiran pasar kemungkinan meningkat jelang FOMC tersebut. Kondisi ini berpotensi memicu berlanjutnya kecenderungan capital outflow dan kembali menekan nilai tukar rupiah.

Dengan demikian, saham-saham yang sensitif terhadap nilai tukar dan suku bunga, khususnya di sektor keuangan perlu diwaspadai. Jangan terlalu agresif dalam merespon peluang bargain hunting atau buy on support pada Jumat (27/10/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini