Seruan Terbaru AS ke Israel: Gencatan Sejata dan Jeda Kemanusiaan

Bisnis.com,30 Okt 2023, 03:00 WIB
Penulis: Reni Lestari
Sebuah ledakan terlihat di perbatasan Israel-Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dilihat dari pihak Israel, 27 Oktober 2023. REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat memperbarui seruan agar Israel melindungi kehidupan warga sipil yang tak berdosa, sehari setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya memasuki tahap kedua perangnya untuk menghancurkan organisasi militan Hamas.

Meskipun menuding Hamas menggunakan orang-orang di Gaza sebagai tameng, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan hal itu tidak mengurangi tanggung jawab Israel untuk membedakan antara teroris dan warga sipil yang tidak bersalah, serta untuk melindungi kehidupan warga sipil.

Sullivan mengatakan AS mendukung seruan jeda kemanusiaan yang memungkinkan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas, keluarnya orang-orang yang ingin meninggalkan Gaza dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.

"Kami akan terus berupaya mencapai tujuan itu," katanya dalam sebuah wawancara dilansir Bloomberg, Senin (30/10/2023).

Sebelumnya, pada sesi khusus darurat Majelis Umum PBB mengenai perang yang sedang berlangsung di Timur Tengah itu, AS termasuk datu di antara 14 negara yang menyatakan menolak gencatan senjata antara Israel dan Palestina. Sebanyak 120 negara memberikan suara mendukung resolusi gencatan senjata, 14 negara menentang, sedangkan 45 negara lainnya abstain.

Manuver AS mewakili pandangan terbarunya akan adanya peningkatan risiko dampak regional dari perang antara Israel dan Hamas. Sullivan juga menyatakan akan terus membalas setiap serangan terhadap pasukannya oleh proksi Iran.

"Jika mereka diserang lagi, kami akan membalasnya lagi. Kami waspada, karena kami melihat peningkatan ancaman terhadap pasukan kami di seluruh kawasan dan peningkatan risiko penyebaran konflik ini ke wilayah lain," kata Sullivan.

Kunjungan Menteri Pertahanan Saudi Khalid bin Salman ke Washington pada Senin (30/10/2023) akan menjadi kesempatan untuk menyelami persoalan lebih dalam, tidak hanya apa yang terjadi hari ini, tetapi juga apa yang bisa terjadi di masa depan.

"Negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi, mempunyai tanggung jawab untuk membantu upaya menuju cakrawala politik bagi rakyat Palestina, termasuk solusi dua negara dengan Israel dan hak mereka untuk hidup dengan aman, bermartabat dan setara," katanya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dalam sebuah wawancara mengatakan Hamas bertindak independen dalam serangannya pada 7 Oktober terhadap Israel, dan tidak ada hubungannya dengan Iran.

Dia menggambarkan tindakan Hamas sebagai respons wajar terhadap apa yang dia sebut sebagai sejarah pendudukan Israel atas tanah Palestina.

Sullivan mengkritik Iran atas kematian Armita Geravand, seorang remaja yang menurut kelompok hak asasi manusia diserang oleh polisi moral Iran dan meninggal di rumah sakit pada Sabtu pekan lalu.

Pihak berwenang Iran membantah ada konfrontasi yang melibatkan Geravand. Sedangkan televisi pemerintah mengatakan dia pingsan karena tekanan darah rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Reni Lestari
Terkini