Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank QNB Indonesia Tbk. (BKSW) mencatatkan pertumbuhan laba sebesar Rp65,51 miliar pada kuartal III/2023. Angka ini melonjak 119% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan laba Bank QNB Indonesia pun seiring dengan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang naik 18% menjadi Rp401,45 miliar dari Rp341,54 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) pun tumbuh sebesar 64 basis poin (bps) secara tahunan (yoy) menjadi 3,79% pada kuartal III-2023.
Presiden Direktur Bank QNB Indonesia Haryanto Suganda mengatakan di tengah situasi global yang berangsur pulih namun masih dibayangi dengan tantangan dan ketidakpastian, pihaknya membalikkan kondisi keuangan pada 2022 yang sangat menantang dengan mencetak kinerja positif sejak awal 2023.
“Hal ini mempertegas keberhasilan upaya Bank dalam menerapkan sejumlah strategi dan langkah untuk memperkuat kondisi fundamental Bank,” katanya berdasarkan keterangan resmi, Senin (30/10/2023).
Pada periode yang sama, Bank QNB Indonesia juga mencatatkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada level terjaga yakni sebesar 0,95%. Angka ini berada di bawah rasio NPL industri perbankan sebesar 2,51% per Juli 2023.
Dengan membaiknya rasio NPL, emiten berkode BKSW itu dapat menekan beban pencadangan kerugian kredit atau CKPN. Hal ini menyebabkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mengalami penurunan sebesar 4625 bps menjadi 93,09% pada kuartal ini dari 139,34% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Ke depannya, Bank akan terus mengoptimalkan penyaluran kredit secara hati-hati dan selektif serta tetap berupaya mengendalikan rasio NPL dan CKPN untuk memitigasi potensi kerugian akibat kredit bermasalah. Kami percaya, hal ini dapat membantu Bank dalam mempertahankan profitabilitas yang berkelanjutan,” tambah Haryanto.
Sejalan dengan peningkatan laba, Bank QNB juga mencatatkan pertumbuhan return on asset (ROA) sebesar 0,58% dan return on equity (ROE) sebesar 2,09%. ROA dan ROE Bank masing-masing tumbuh 338 bps dan 1620 bps dari tahun sebelumnya.
Kecukupan likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) sebesar 502,01% pada kuartal III-2023 dan net stable funding ratio (NSFR) sebesar 199,46% pada periode yang sama. Kedua rasio ini berada di atas ketentuan minimum regulator saat ini sebesar 100%.
Haryanto menyebut, kinerja baik Bank QNB Indonesia tidak terlepas dari dukungan penuh QNB Group, institusi perbankan terbesar di wilayah Timur Tengah dan Afrika.
"Sebagai pemegang saham pengendali, dukungan yang diberikan oleh QNB Group salah satunya adalah dengan memperkuat struktur permodalan Bank QNB Indonesia," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, pada tahun ini, Bank QNB Indonesia telah menyelesaikan aksi korporasi right issue yang ditujukan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan.
Melalui modal kerja yang lebih besar, Bank QNB Indonesia akan memiliki pendanaan yang cukup untuk menjalankan strategi dan mengembangkan bisnisnya di masa depan.
Penguatan struktur permodalan perseroan turut menjaga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) QNB Indonesia berada pada level 58,40% per September 2023.
Terakhir, Haryanto menyebut Bank QNB Indonesia terus berkomitmen untuk memperkuat bisnis dan fundamental agar tercapai pertumbuhan yang berkelanjutan, memastikan tata kelola bank yang semakin baik, serta mendorong inovasi produk dan layanan agar tetap relevan dalam menjawab kebutuhan nasabah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel