Konten Premium

Asa Baru RI Bebas dari Jerat Ketergantungan Impor LPG

Bisnis.com,31 Okt 2023, 07:00 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova & Nyoman Ary Wahyudi
Pekerja menyusun tabung Liquified Petroleum Gas (LPG) di Jakarta, Senin (20/6/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah lapangan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia diidentifikasi berpotensi mengandung bahan baku gas yang dapat diolah menjadi liquefied petroleum gas (LPG). Potensi ini menjadi harapan baru bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG.

Impor LPG terus meningkat dari tahun ke tahun seiring meningkatnya kebutuhan energi masyarakat, sementara produksi LPG dalam negeri cenderung stagnan. Berdasarkan Laporan Kinerja 2022 Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM, impor LPG pada 2022 mencapai 6,74 juta metrik ton, sedangkan produksi hanya mencapai 1,98 juta metrik ton.

Besarnya volume impor LPG lantaran karakter gas yang diproduksi sumur migas dalam negeri didominasi oleh gas kering atau lean gas dengan konsentrasi tinggi metana dan etana, sementara untuk memproduksi LPG dibutuhkan jenis rich gas dengan kandungan propana dan butana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini