Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Permata Tbk. (BNLI) membukukan laba bersih sebesar Rp2,14 triliun pada kuartal III/2023.
Jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan 4,57% dari posisi sebelumnya yakni Rp2,24 triliun pada kuartal III/2022.
Mengacu pada laporan publikasi yang dikutip Bisnis, Selasa (31/10/2023), pendapatan bunga BNLI hingga September 2023 mengalami pertumbuhan 27,98% dari Rp9,29 triliun menjadi Rp11,89 triliun.
Namun, kenaikan ini diikuti oleh pertumbuhan beban bunga 69,64% menjadi Rp4,45 triliun dari yang sebelumnya Rp2,62 triliun.
Kendati beban bunga naik, pendapatan bunga bersih Bank Permata masih tumbuh 11,60% yoy menjadi Rp7,44 triliun pada September 2023, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,66 triliun pada September 2022.
Adapun, terdapat juga penyusutan dari fee based income yang turun tipis 3,45% menjadi Rp1,24 triliun pada kuartal III/2023, dari sebelumnya Rp1,28 triliun.
Tak hanya itu, pendapatan lainnya juga turun 25,15% menjadi Rp22,62 miliar pada kuartal III/2023, dari yang sebelumnya Rp30,23 miliar pada kuartal III//2022.
Kemudian, dari sisi beban operasional, tercatat pos beban kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment mengalami kenaikan 94,20% dari yang sebelumnya Rp965,2 miliar menjadi Rp1,87 triliun.
Pada keterangan terpisah, Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli mengatakan pihaknya akan terus fokus untuk memperkuat bisnis deposito dan wealth, menjadi mitra ekosistem pilihan bagi para pelaku bisnis dan teknologi, dan meraih NPS terdepan di industri perbankan.
Sebagai informasi, penyaluran kredit bank sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023 tumbuh sebesar 2,4% yoy menjadi Rp138,9 triliun, yang mayoritas dikontribusikan dari kredit pinjaman korporasi dan pembiayaan bersama (joint financing).
“Rasio Loan to Deposit [LDR] membaik menjadi 75,6% di September 2023 dibandingkan 68,9% pada Desember 2022 sejalan dengan inisiatif untuk melakukan optimalisasi neraca bank,” katanya berdasarkan keterangan resmi, Selasa (31/10/2023).
Lebih lanjut, konsistensi dalam menerapkan pengelolaan kualitas aset dan portfolio kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian tercermin dalam rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR) Bank Permata pada September 2023 yang terjaga masing-masing pada level 2,9% dan 9,5%, membaik dibandingkan pada level 3,1% dan 11,8% YoY.
Tak hanya itu, PermataBank terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage dan rasio LAR coverage masing-masing di level 285,7% dan 86,7%.
“Komitmen untuk menyelesaikan kredit bermasalah tetap terjaga melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan asset,” ucapnya.
Melalui penerapan manajemen biaya yang disiplin dan efisiensi operasional yang telah dilakukan secara optimal, serta adaptasi cara kerja digital yang lebih agile, Bank Permata pun membukukan rasio Cost to Income (CIR) ke level 49,2% pada September 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 53,1%.
Pada sisi pendanaan, Bank Permata telah meraup total simpanan nasabah Rp181,84 triliun, naik 12,6% dari periode tahun lalu yang sebesar Rp161,51 triliun.
Tercatat, porsi dana murah atau current accounts savings accounts (CASA) berada di level 55,9% yang senilai Rp101,63 triliun.
Terakhir, dari segi permodalan, PermataBank merupakan salah satu yang terkuat di antara 10 besar bank komersial di Indonesia dengan rasio CAR dan CET-1 sebesar 39,4% dan 29,9%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel