Bisnis.com, JAKARTA — Belum reda suasana pasca tumbangnya rezim orde baru, tensi politik kembali meningkat menjelang penyelenggaraan Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat (SI MPR) pada awal November 1998, menguji reformasi yang baru seumur jagung.
Rentetan aksi unjuk rasa dari berbagai kalangan masyarakat, terjadinya kerusuhan di sejumlah lokasi, hingga tekanan ekonomi mahadahsyat membuat publik bersuara lantang menuntut Presiden Soeharto untuk lengser.
Puncaknya, pada 13—14 Mei 1998 para demonstran menduduki Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Senayan, Jakarta. Tujuan tercapai, pada 21 Mei 1998 Soeharto mengumumkan mundur dari jabatan RI 1.