BI Catat Rp2,83 Triliun Modal Asing Masuk Indonesia selama 4 Hari

Bisnis.com,04 Nov 2023, 10:06 WIB
Penulis: Dionisio Damara Tonce
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing sebesar Rp2,83 triliun masuk ke pasar keuangan Indonesia selama periode 30 Oktober – 2 November 2023.

“Berdasarkan data transaksi 30 Oktober – 2 November 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp2,83 triliun,” ujar Direktur Departemen Komunikasi BI Nita A. Muelgini, dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (4/11/2023). 

Nita menyampaikan bahwa jumlah tersebut terdiri atas beli neto senilai Rp4,07 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,84 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,61 triliun di Sekuritas Rupiah BI (SRBI). 

Sementara itu, berdasarkan data setelmen sepanjang tahun ini atau hingga 2 November 2023, aliran modal asing yang masuk pasar keuangan dalam negeri mencapai Rp53,43 triliun di pasar SBN, jual neto Rp15,02 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp14,59 triliun di SRBI.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, BI melaporkan premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun turun ke posisi 86,10 basis poin (bps) sampai dengan 2 November 2023, atau dari posisi 100,32 bps per 27 Oktober 2023.

Nita juga menyampaikan bahwa hingga 2 November 2023, rupiah ditutup pada level Rp15.850 per dolar Amerika Serikat (AS). Imbal hasil atau yield SBN 10 tahun turun ke posisi 7,0%, sedangkan yield US Treasury 10 tahun turun ke level 4,659%.

Adapun, pada Jumat (3/11) BI mencatat rupiah dibuka pada level Rp15.825 per dolar AS, sementara imbal hasil SBN 10 tahun terkoreksi ke level 6,94%. 

Nita menyatakan bahwa bank sentral akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait guna mengoptimalisasi bauran kebijakan.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini