Ukraina Hadapi Gempuran Artileri Rusia di Wilayah Donetsk

Bisnis.com,06 Nov 2023, 09:58 WIB
Penulis: Reyhan Fernanda Fajarihza
Sebuah peluru dengan lukisan bendera Amerika muncul di sisi howitzer Giatsint-B di posisi dekat garis depan, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di lokasi yang dirahasiakan di wilayah Donetsk, Ukraina, 4 November 2023. REUTERS/Alina Smutko

Bisnis.com, JAKARTA – Ukraina tengah menghadapi gempuran intensif dari artileri Rusia di wilayah Donetsk yang meningkat signifikan dalam beberapa pekan terakhir. 

Melansir Reuters pada Senin (6/11/2023), tentara Ukraina digambarkan sampai bersembunyi di dekat garis depan akibat gempuran artileri itu. Namun, mereka mengatakan bahwa jumlahnya lebih sedikit dibandingkan situasi setahun lalu.

Salah satu serdadu Ukraina yang mengoperasikan howitzer Hiatsynt, Vitaliy, mengatakan bahwa dia merasakan peningkatan serangan tersebut setelah kembali dari cuti pada bulan lalu. 

“Mungkin sekitar sebulan yang lalu, saat itulah Anda mulai merasakannya di mana-mana,” kata Vitaliy.

Selain itu, dua operator howitzer lainnya mengatakan bahwa mereka juga memperhatikan adanya peningkatan tersebut. Namun, mereka beserta beberapa tentara Ukraina di garis depan mengatakan bahwa serangan artileri Rusia justru menurun secara jangka panjang dibandingkan tahun lalu.

Komandan kru Ukraina di garis depan, Oleksandr, mengatakan bahwa mereka hanya bisa menebak dari mana Rusia mendapatkan amunisi tambahan tersebut.

“Saya tidak tahu dari mana datangnya peluru-peluru ini, tapi mereka tiba-tiba masuk,” katanya sambil menunjuk ke arah beberapa lubang yang terbentuk di dekat posisinya.

Adapun, Badan Intelijen Korea Selatan mengatakan pada Rabu lalu bahwa tetangganya, Korea Utara (Korut), telah memasok lebih dari satu juta peluru ke Rusia sejak Agustus. Namun, Rusia dan Korut membantah adanya kesepakatan transfer senjata untuk digunakan dalam perang Rusia melawan Ukraina.

“Faktanya apabila mereka benar menerima cukup banyak peluru dari Korea (Utara), kami pasti merasakannya,” kata Vitaliy.

Menurutnya, meskipun terdapat peningkatan tembakan artileri Rusia dalam beberapa pekan terakhir, pergerakan di lini depan masih dianggapnya sangat sedikit.

“Perang menjadi lebih bersifat posisional dibandingkan sebelumnya, semua orang berdiri di posisi masing-masing, tidak ada pergerakan. Kami juga tidak maju ke mana pun, dan mereka pun tidak maju,” tambah Volodymyr, serdadu lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini