Sektor Ini jadi Penyelamat saat Ekonomi RI Kuartal III/2023 Loyo

Bisnis.com,06 Nov 2023, 15:05 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel. /JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, industri pengolahan tumbuh 5,20% (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2023. Angka tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 yang tercatat sebesar 4,94% yoy.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, masih kuatnya permintaan domestik menjadi penopang pertumbuhan industri pengolahan.

"Industri pengolahan tumbuh sebesar 5,20%, di atas pertumbuhan ekonomi," kata Amalia dalam Rilis BPS, Senin (6/11/2023).

Jika diperinci, industri barang logam, komputer barang elektronik, optik, dan peralatan listrik tercatat tumbuh 14,68%. Ini utamanya didorong oleh peningkatan produksi barang logam.

Lalu, industri logam dasar tumbuh 10,86% didorong oleh permintaan luar negeri, terutama untuk produk turunan nikel, misalnya feronikel dan nickel matte. 

Sedangkan, industri alat angkut tumbuh 7,31% terutama peningkatan produksi sepeda motor dan industri barang galian bukan logam tumbuh 7,20% didorong oleh permintaan domestik terutama semen. 

Menurut provinsinya, dia mengatakan Maluku Utara menjadi provinsi dengan pertumbuhan industri pengolahan tertinggi pada kuartal III/2023. 

Amalia menuturkan pertumbuhan industri pengolahan di Maluku Utara tercatat sebesar 51,02% secara tahunan. Ini didorong oleh peningkatan produksi pada industri logam dasar utamanya pada ferronikel, mixed hydroxide precipitate (MHP), serta nickel matte.

Di posisi selanjutnya ada Maluku yang tercatat tumbuh 30,42% yoy.

"Pertumbuhan industri [pengolahan] di Maluku didorong oleh peningkatan produksi pengolahan tembaga," ujarnya.

Lalu di posisi ketiga, ada Sulawesi Tengah di mana pertumbuhannya  mencapai 27,99%. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan produksi besi baja dan nikel, sejalan dengan peningkatan permintaan luar negeri pada produk tersebut.

Di sisi lain, Amalia mengungkapkan alasan tingginya pertumbuhan industri pengolahan di Maluku Utara dan Sulawesi Tengah ketika PMTB di kedua provinsi ini terkontraksi.

Dia mengatakan Maluku Utara dan Sulawesi Tengah telah memasuk fase produksi dimana industri pengolahan sudah bisa menghasilkan produk yang jauh lebih besar, dengan nilai tambah yang tinggi. 

"Sehingga ini tercermin dari data pertumbuhan industri pengolahan di sisi lapangan usaha," tuturnya.

Kedepannya, lanjut dja, jika proses industrialisasi dan industri pengolahan terus terjadi di Maluku Utara dan Sulawesi Tengah, ini akan menghasilkan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Maluku Utara dan Sulawesi Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini