Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) memproyeksi aset industri asuransi syariah akan mengalami pertumbuhan single digit pada Januari 2024.
Untuk industri asuransi jiwa syariah misalnya, AASI memproyeksikan total aset perusahaan asuransi jiwa syariah pada Januari 2024 akan naik sebesar 2,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp36 triliun. Raihan aset ini naik tipis dibandingkan posisi Januari 2023 yang hanya sebesar Rp35 triliun.
Ketua Bidang Riset dan Inovasi Produk Jiwa AASI Ronny Ahmad Iskandar mengatakan kontribusi bruto asuransi jiwa syariah pada Januari 2024 diprediksi turun 10% yoy menjadi Rp1,9 triliun dari periode yang sama 2023 sebesar Rp2,1 triliun.
Selain itu, AASI juga memproyeksi klaim bruto perusahaan asuransi jiwa syariah pada Januari 2024 naik sebesar 11,3% yoy dari Rp1,6 triliun menjadi Rp1,8 triliun. Sedangkan hasil investasi diprediksi naik menjadi Rp13,8 miliar dari Januari 2023 sebesar Rp10 miliar.
Sedangkan untuk industri asuransi umum syariah, Ronny optimistis total aset yang dapat diraih naik sebesar 5,8% yoy dari Rp7,7 triliun menjadi Rp8,2 triliun pada Januari 2024.
“Berdasarkan forecast yang dilakukan, kontribusi bruto perusahaan asuransi umum syariah pada Januari 2024 diprediksikan turun 12,7% yoy menjadi Rp33,3 miliar dibandingkan Januari 2023 sebesar Rp38,1 miliar,” kata Ronny dalam acara Webinar Insurance Outlook 2024, dikutip pada Rabu (8/11/2023).
Kenaikan juga diramal akan terjadi pada klaim bruto perusahaan asuransi umum syariah sebesar 67% yoy menjadi Rp13,8 miliar dari periode yang sama 2023 sebesar Rp8,3 miliar. Sedangkan hasil investasi perusahaan asuransi umum syariah pada Januari 2024 diprediksi menyusut 16,7% yoy dari Rp2,4 miliar menjadi Rp2 miliar.
Ronny mengatakan terdapat faktor pendorong pertumbuhan industri asuransi syariah yang dapat dijadikan landasan proyeksi pada awal 2024, salah satunya adalah Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) triwulan III/2023 yang tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global.
“Prediksi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap perekonomian Indonesia terus memberikan sentimen positif terhadap pasar, terbukti kembalinya penguatan rupiah dan masih baik dibanding negara tetangga kita lainnya,” ujarnya.
Dia menambahkan adanya komitmen pemerintah terhadap peningkatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). AASI juga menilai inflasi terkendali dalam kisaran sasaran.
Di samping itu, Ronny mengungkap industri asuransi dan dana pensiun menunjukkan kinerja yang positif, yang diyakini akan berdampak positif bagi industri asuransi syariah.
“Secara umum permodalan di industri asuransi terjaga, dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan risk-based capital [RBC] yang di atas threshold masing-masing sebesar 451,23% dan 308,97%,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel