Begini Respons Industri Soal Rencana OJK Dorong Pinjol ke Sektor Produktif

Bisnis.com,09 Nov 2023, 16:06 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Ilustrasi P2P Lending. /Freepik.com

Bisnis.com, BANDUNG— Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya untuk meningkatkan kesehatan industri financial technology peer to peer (fintech P2P) lending atau dikenal dengan pinjaman online (pinjol). Termasuk mendorong industri untuk meyalurkan pinjaman ke sektor produktif sebanyak 70%. 

Rencana OJK tersebut mendapatkan respons dari sejumlah pemain. Beberapa penyelenggara yang banyak melakukan pinjaman kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menyambut baik. 

Seperti halnya platform P2P lending ALAMI yang fokus pada pembiayaan produktif bagi UMKM. Head of Corporate Affairs ALAMI Ryan Sakti mengatakan rencana OJK untuk mendorong industri fintech P2P lending di Indonesia ke sektor produktif sejalan dengan model bisnis dan misi yang perusahaan emban sejak berdiri pada 2018. 

“Kami berharap sinergi antara OJK, pemerintah, pelaku industri termasuk UMKM dapat bersinergi untuk memperkuat hadirnya fintech [P2P lending] di Indonesia,” kata Ryan kepada Bisnis, Selasa (7/11/2023). 

Berbasis syariah, Ryan mengatakan ALAMI sejauh ini telah memberikan pembiayaan kepada lebih dari 11.400 proyek-proyek UMKM pada sektor strategis dan produktif di Indonesia dengan pencairan pembiayaan lebih dari Rp5,1 triliun hingga saat ini. 

Senada, Koinworks juga mendukung rencana OJK yang menargetkan 70% penyaluran pembiayaan fintech P2P lending ke sektor produktif. Terlebih komitmen KoinWorks sejak berdiri adalah mendukung pertumbuhan UMKM melalui penyediaan fasilitas permodalan.

“Kami yakin, diikuti dengan berbagai program yang kami bangun untuk meningkatkan literasi bisnis dan keuangan bagi UMKM, target ini bisa kita capai bersama,” kata Tim KoinWorks kepada Bisnis. 

KoinWorks mengatakan pihaknya juga kian berinovasi dalam menyalurkan pinjaman produktif dengan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Sehingga pinjaman tak hanya berupa direct lending, tetapi juga buy now pay later (BNPL) dan supply chain financing untuk mendukung para UMKM.

Beberapa pemain yang turut memberikan pinjaman konsumtif juga menyambut baik rencana OJK tersebut. Mereka yakin bahwa rencana regulator mendorong industri fintech P2P lending ke sektor produktif akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan dampak yang lebih besar bagi masyarakat.

Seperti halnya yang diungkapkan Public and Government Relation SAMIR Balqis, ebagai penyelenggara fintech P2P lending, pihaknya menyambut baik inisiatif OJK untuk mendorong industri ke arah sektor produktif. 

“Dorongan ini berpotensi memberikan kesempatan kepada pelaku fintech untuk menyalurkan dana kepada usaha-usaha produktif yang membutuhkan pembiayaan. 

Hal ini tidak hanya akan membantu pengusaha kecil dan menengah untuk mengembangkan usahanya, tetapi juga akan memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan ekonomi secara keseluruhan,” papar Balqis. 

Dalam hal meningkatkan kesehatan industri fintech P2P lending, Balqis mengatakan pihaknya  menyadari bahwa kredit macet dan bunga pinjaman menjadi sorotan belakangan ini. 

Oleh karena itu, lanjut Balqis, SAMIR berkomitmen untuk terus meningkatkan manajemen risiko, termasuk melakukan evaluasi yang ketat terhadap calon peminjam, memastikan transparansi dalam penawaran pinjaman, dan memberikan pendampingan serta edukasi kepada para peminjam mengenai tanggung jawab mereka terkait pembayaran pinjaman.

“Kami juga akan terus bekerja sama dengan OJK dan beradaptasi dengan regulasi yang diberlakukan untuk meningkatkan perlindungan konsumen dan memastikan pengembangan yang sehat dalam industri fintech P2P lending,” ungkapnya. 

Terlebih pihaknya menyadari bahwa kualitas industri ini sangat penting, baik bagi para peminjam maupun investor. Pihaknya akan berkomitmen untuk menjaga integritas serta menjunjung tinggi prinsip-prinsip tata kelola yang baik.

“Kami optimis bahwa dengan adanya dorongan ini menuju sektor produktif, industri fintech P2P lending akan semakin berfokus pada pembiayaan proyek yang memiliki potensi pertumbuhan, serta menjaga kualitas portofolio pinjaman agar terhindar dari risiko kredit macet,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
Tampilkan semua
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini