Konten Premium

Nasib Batu Bara Cs di COP28 Digantung Retorika Politik AS & China

Bisnis.com,10 Nov 2023, 13:00 WIB
Penulis: Reni Lestari
Uap di pembangkit listrik berbasis batu bara yang berlokasi di Latrobe Valley, Australia pada Rabu (29/4/2015). - Bloomberg/Carla Gottgens

Bisnis.com, JAKARTA — Ada aturan tidak tertulis dalam diplomasi iklim satu dekade terakhir, bahwa kemajuan mungkin akan terjadi ketika Amerika Serikat dan China seiya sekata. Pada COP28 di Dubai akhir bulan ini, ketika nasib bahan bakar fosil termasuk batu bara sekali lagi akan dipertaruhkan, semua mata tetap akan tertuju ke dua negara adidaya itu. 

Namun, tanda-tanda awal sudah menyiratkan pesimisme. Negosiator dari kedua negara telah bertemu di Rancho Mirage, California, dalam perundingan empat hari yang berakhir Rabu, (8/11/2023). Sayangnya, negosiasi ditutup tanpa menghasilkan terobosan apa pun, meskipun AS menyebut ada kesamaan sikap dalam sejumlah hal dan China mengatakan ada hasil positif dari perundingan itu. 

Peluang keberhasilan semakin mengecil dan hubungan bilateral menghadapi tantangan baru, bahkan ketika Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping bersiap untuk bertemu di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco pada pertengahan November. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Reni Lestari
Terkini