Israel Kepung Rumah Sakit Terbesar Al-Shifa di Gaza, Bayi-bayi Terancam

Bisnis.com,12 Nov 2023, 05:49 WIB
Penulis: Farid Firdaus
Pasukan Israel menyerang wilayah Gaza, Palestina./ Times of Israel

Bisnis.com, JAKARTA – Militer Israel membawa perang ke gerbang depan Rumah Sakit Al-Shifa, yang merupakan rumah sakit terbesar di Gaza, di mana ribuan orang terluka di tengah aksi pemboman yang ganas.

Para pejabat Palestina mengatakan dua bayi telah meninggal dan puluhan lainnya dalam bahaya setelah bahan bakar di rumah sakit Al-Shifa habis pada Sabtu (11/11/2023), sementara Israel mengatakan pihaknya siap untuk mengevakuasi bayi-bayi dari fasilitas tersebut.

Ketika situasi kemanusiaan memburuk, otoritas perbatasan Gaza mengumumkan bahwa jalur darat Rafah ke Mesir akan dibuka kembali pada Minggu (12/11/2023) untuk pemegang paspor asing setelah ditutup pada Jumat (10/11/2023).

Di tengah pertempuran yang terus berlanjut, Hamas mengatakan pihaknya telah menghancurkan seluruh atau sebagian lebih dari 160 sasaran militer Israel di Gaza, termasuk lebih dari 25 kendaraan dalam 48 jam terakhir.

Namun juru bicara militer Israel mengatakan Hamas telah kehilangan kendali atas Gaza utara.

Kepala juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan militer Israel akan membantu mengevakuasi bayi yang terperangkap di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.

"Staf rumah sakit Shifa telah meminta agar besok kami membantu bayi-bayi di bagian anak agar bisa sampai ke rumah sakit yang lebih aman. Kami akan memberikan bantuan yang diperlukan," kata Hagari dalam konferensi pers.

Israel sebelumnya mengatakan bahwa para dokter, pasien, dan ribuan pengungsi yang mengungsi di rumah sakit di Gaza utara harus pergi sehingga mereka dapat menangani kelompok bersenjata Hamas yang dikatakan telah menempatkan pusat komando di bawah dan di sekitar mereka.

Sementara itu, Hamas membantah menggunakan rumah sakit dengan cara seperti itu. Staf medis mengatakan pasien bisa meninggal jika mereka dipindahkan dan pejabat Palestina mengatakan tembakan Israel membahayakan orang lain untuk pergi.

“Ini benar-benar zona perang, suasana yang sangat menakutkan di rumah sakit ini. Sekarang terjadi pemboman terus menerus selama lebih dari 24 jam,” kata Ahmed al-Mokhallalati, ahli bedah plastik senior di rumah sakit Al Shifa, kepada Reuters.

Sebagian besar staf rumah sakit dan orang-orang yang berlindung di rumah sakit telah pergi, katanya, namun 500 pasien masih di sana.

Militer Israel membantah jika mereka disebut membahayakan rumah sakit tersebut.

“Ada bentrokan antara pasukan IDF [Pasukan Pertahanan Israel] dan teroris Hamas di sekitar rumah sakit. Tidak ada penembakan di rumah sakit dan tidak ada pengepungan,” kata Kolonel Moshe Tetro, kepala koordinasi dan penghubung di COGAT, lembaga pertahanan Israel yang menangani urusan sipil di Gaza.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan penembakan Israel telah menewaskan seorang pasien dalam perawatan intensif.

Ashraf Al-Qidra, yang mewakili kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, mengatakan penembak jitu tentara Israel di atap gedung dekat rumah sakit menembaki kompleks medis dari waktu ke waktu, sehingga membatasi kemampuan orang untuk bergerak.

“Kami terkepung di dalam Kompleks Medis Al Shifa, dan pendudukan [Israel] telah menargetkan sebagian besar bangunan di dalamnya,” katanya kepada Reuters melalui telepon.

Rumah sakit menghentikan operasinya setelah bahan bakar habis, kata Qidra, seraya menambahkan bahwa dua bayi meninggal di dalam inkubator, di mana total ada 45 bayi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini