Bisnis.com, JAKARTA -- Dua bank digital Tanah Air, yakni PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) terus menggenjot penyaluran kredit pada sisa akhir 2023.
Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama Bank Neo Aditya Windarwo mengatakan kinerja produk pinjaman BNC terus mencatatkan perbaikan, sejalan dengan tren keberlanjutan pertumbuhan ekonomi.
“Kami optimistis, hingga akhir tahun ini pertumbuhan kredit akan tetap tumbuh,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Minggu (12/11/2023).
Adapun, menurut Aditya, kolaborasi menjadi kunci dalam percepatan bisnis di era digitalisasi saat ini dan BBYB sangat terbuka untuk menjalin kolaborasi dengan siapa pun, hal tersebut karena pihaknya menganut prinsip open ecosystem dalam praktik operasional bisnis.
Teranyar, pada awal kuartal keempat 2023, perseroan menjalin kerja sama dengan beberapa mitra strategis, yaitu Luna POS, UangMe, dan Clemont Finance Indonesia.
Secara rinci, BBYB bekerja sama dengan Luna POS, yang merupakan penyedia layanan software kasir dan akuntansi yang diperuntukkan untuk mengelola aktivitas usaha seperti restoran atau kafe.
Di sini, pihaknya membuka akses permodalan usaha bagi mitra UMKM, yang memungkinkan Bank Neo untuk memberikan kredit kepada UMKM yang berada di jaringan Luna POS (merchant loan).
Aditya menyebut kerja sama ini sebagai salah satu upaya BBYB dalam mendukung pengembangan perekonomian Indonesia melalui peningkatan akses terhadap layanan keuangan dan perbankan digital kepada para penggiat UMKM.
Tak hanya, akses permodalan tidak hanya dibuka kepada pelaku usaha di segmen UMKM saja, sejalan dengan tren berlanjutnya pertumbuhan ekonomi, BNC juga memberikan kredit modal kerja untuk segmen korporasi, salah satunya dengan Clemont Finance Indonesia.
“BNC mengucurkan kredit modal kerja kepada Clemont dengan total sebesar Rp300 miliar. Kredit modal kerja dari ini memungkinkan Clemont untuk dapat memperluas pasar pembiayaannya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Adit menyebut, sejauh ini BBYB memang telah menjangkau berbagai segmen masyarakat, baik nasabah perorangan, UMKM, maupun korporasi.
“Sepanjang tahun 2023 ini, BNC kian melengkapi berbagai layanan dan produknya, untuk melayani beragam segmen sesuai dengan kebutuhan nasabah perorangan, UMKM, hingga korporasi. Semakin lengkap dan beragamnya layanan BNC tersebut terbukti mampu memacu kinerja perseroan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, BBYB melakukan limited review terhadap laporan keuangan perusahaan pada kuartal III/2023.
Aksinya tersebut seiring dengan pihaknya yang telah mendapat lampu hijau untuk menjalankan aksi korporasi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau right issue. Adapun target pelaksanaannya direncanakan pada kuartal IV tahun ini.
Right issue itu dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan, pengembangan operasional, dan pengembangan teknologi informasi.
Adapun, mengacu pada laporan keuangan, dari sisi intermediasi, Bank Neo Commerce telah menyalurkan kredit Rp10,11 triliun pada semester I/2023, tumbuh pesat 43,6 persen yoy. Aset pun naik 36,62 persen yoy menjadi Rp19,62 triliun.
Selanjutnya, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BBYB naik dari 1,78 persen pada Juni 2022 menjadi 3,69 persen pada Juni 2023. NPL nett juga naik dari 1,41 persen pada Juni 2022 menjadi 2,02 persen pada Juni 2023.
Dari sisi pendanaan, BBYB telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp15,22 triliun pada semester I/2023, naik 37,86 persen yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) BBYB pun naik 20,7 persen yoy menjadi Rp3,79 triliun.
Siasat Bank Jago Pacu Kredit
Sementara itu, PT Bank Jago Tbk. (ARTO) menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sampai akhir tahun dapat mencapai dobel digit.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan hal yang mendasari pihaknya optimis, lantaran sepanjang tahun ini pertumbuhan kredit Bank Jago sangatlah baik.
“Pertumbuhan kredit kita tetap tumbuh dengan baik. Akhir tahun bisa mencapai 30% pertumbuhannya. Saat ini, penopang kredit terbanyak adalah consumer dan mass market,” imbuhnya ," katanya usai agenda Media Gathering di Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Sebelumnya, Bank Jago terpantau memang terus mengandalkan skema partnership atau channeling dengan sejumlah mitra dalam mendongkrak kinerja kredit dari berbagai platform dan ekosistem bisnis.
"Dari sekarang banyak kerja sama dilakukan. [Skema channeling] merupakan cara kita diversifikasi pertumbuhan kredit," ujarnya dalam konferensi pers peluncuran ‘GoPay Tabungan by Jago’ pada Rabu (18/10/2023) di Jakarta.
Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2022, Bank Jago memang telah menjalankan penetrasi bisnis melalui kerja sama dengan 38 mitra, termasuk penyelenggara teknologi finansial (fintech) P2P lending seperti AdaKami, Kredit Pintar, dan Atome.
Bank Jago juga gencar berkolaborasi dengan ekosistem Grup GoTo, di mana GoTo melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa merupakan pemegang saham Bank Jago dengan porsi kepemilikan 21,4%.
Di antara kolaborasi dengan GoTo adalah pendanaan pada produk GoPayLater Cicil. Bank Jago juga memperdalam kolaborasi bersama GoTo Financial dengan mengintegrasikan layanannya ke dalam aplikasi GoBiz, aplikasi untuk mitra usaha GoFood. Kolaborasi-kolaborasi itu melengkapi integrasi Bank Jago dengan Gojek dan GoTo Financial yang dimulai sejak 2021 lalu.
Arief juga menyebut, Bank Jago memiliki layanan penyaluran kredit langsung melalui aplikasi sendiri. "Kita sudah ada [skema penyaluran pinjaman langsung]. Tapi porsinya masih kecil, ke depan kita lihat lah. Yang paling penting pertumbuhan pinjaman sehat," ujarnya.
Arief mengatakan meskipun gencar menyalurkan kredit dengan skema channeling, Bank Jago tetap menjaga kualitasnya.
Tercatat, dari sisi intermediasi, Bank Jago membukukan penyaluran kredit Rp10,9 triliun, tumbuh 33% yoy.Aset bank pun naik 21% yoy menjadi Rp19,12 triliun.
Bank Jago juga telah mencatatkan perbaikan kualitas kredit. Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross turun dari level 2,1% pada September 2022 menjadi 1,15% pada September 2023.
Lalu, NPL nett turun dari 0,95% pada September 2022 ke level 0,14% pada September 2023. Sementara, dari sisi pendanaan, Bank Jago telah berhasil meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp10,3 triliun, tumbuh 41% yoy. Dana murah atau current account saving account (CASA) mendominasi komposisi DPK sebesar 73%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel