Dalam pembiayaan kepada UMKM Finatra memberikan suku bunga kredit per bulan di kisaran 1,2%—1,4%. Riezky mengatakan sejauh ini, bunga pinjaman pembiayaan UMKM yang diberikan Finatra bervariasi di kisaran bunga flat 13%—16% per tahun.
“Kalau kenaikan bunga, sebenarnya kami mengikuti suku bunga BI, tetapi saat ini kami belum ada wacana untuk kenaikan bunga. Jadi kami masih pakai range 13%—16% [per tahun],” kata Riezky di Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Namun, lanjut Riezky, apabila BI menaikkan suku bunga acuan cukup signifikan pada tahun depan, maka Finatra akan menyesuaikan besaran bunga pinjaman.
“Tapi selama suku bunga stabil, seperti tahun ini lonjakannya tidak terlalu tinggi. Kalau misalnya masih stabil dan naiknya nggak signifikan dari tahun ini, rasanya di tahun depan kami nggak akan ada wacana untuk menaikkan bunga,” lanjutnya.
Dari sisi pembiayaan, Finatra menyediakan limit pinjaman (plafon) dari Rp25 juta—Rp500 juta, mengingat perusahaan berada di bawah naungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, Riezky mengatakan batas plafon ini bisa bertambah dengan melihat jumlah kebutuhan nasabah Finatra.
“Tetapi nanti akan ada evaluasi atas hasil portofolio yang sudah dibukukan dengan Finatra ketika demand-nya ternyata banyak butuh di atas Rp500 juta nanti kita bisa diberikan penilaian lagi sama OJK sehingga bisa ditambah lagi,” ungkapnya.
Saat ini, Riezky menuturkan Finatra telah memiliki 14.000 nasabah dengan ticket size pinjaman rata-rata Rp78 juta—Rp83 juta yang didominasi dari groceries sebesar 50% dan food and beverage (F&B) sebesar 30%—40%.
Namun ke depan, Riezky menyatakan Finatra juga akan merambah sektor-sektor lain, seperti pertanian hingga perkebunan. “Kami ingin menjadi wadah UMKM untuk mereka yang ingin mendapat akses permodalan,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel