Bisnis.com, JAKARTA— PT Reasuransi Maipark Indonesia (Maipark) mencatatkan penurunan Risk Based Capital (RBC) 5,8% pada kuartal III/2023.
Tingkat RBC Maipark menjadi 1018,90%, sementara pada kuartal III/2022 mencapai 1082,23%. Direktur Teknik Maipark Heddy Agus Pritasa mengungkap bahwa penurunan tersebut masih dalam tahap wajar.
“Menurunnya itu masih di angka wajar di kisaran 5% karena juga pensesian baru yang masuk akan diikuti pembentukan cadangan teknis yang mana kami konservatif dalam membentuk cadangan teknis tersebut,” kata Heddy kepada Bisnis, Sabtu (18/11/2023).
Meskipun turun, tingkat RBC Maipark yang mencapai 1018,90% masih tertinggi di industri. Angka tersebut juga melebihi ambang batas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 120%.
Heddy mengatakan bahwa tingginya tingkat RBC Maipark lantaran agar perseroan kuat dalam menghadapi bencana yang dalam hal ini adalah klaim. Dia menyebut apabila terjadi bencana gempa, maka itu akan menurunkan angka RBC perseroan dengan cepat karena reserve klaim yang kami lakukan.
“Namun hal itu kami sudah antisipasi dengan penerapan manajemen risiko yang baik untum menjaga RBC yang solid,” ungkapnya.
Maipark menjadi salah satu perusahaan reasuransi yang RBC-nya turun pada kuartal III/2023. Beberapa lainnya yakni PT Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein), PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re), dan PT Indoperkasa Suksesjaya Reasuransi (Inare).
Marein membukukan RBC 230,77% pada kuartal III/2023, angka tersebut turun 2,5% dibandingkan dengan kuartal III/2022 yakni 236,7%.
Di sisi lain, tingkat RBC Indonesia Re juga menurun 4,99% menjadi 121,84% pada kuartal III/2023. Padahal perusahaan pelat merah tersebut mampu mencatatkan RBC 128,24% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Terakhir, Inare yang juga mencatatkan penurunan RBC pada kuartal III/2023 menjadi 393,96%. Angka tersebut turun 64,6% dibandingkan dengan kuartal III/2022 yakni 1113,96%.
Pada kuartal III/2023, Maipark mencatatkan pendapatan premi bruto mencapai Rp143 miliar, angka tersebut naik 17,2% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp122,8 miliar.
Hasil underwriting perusahaan mencatatkan penurunan menjadi Rp64,6 miliar atau turun 1,67% dari Rp65,7 miliar. Laba perseroan meningkat 13,7% menjadi Rp39 miliar dari sebelumnya Rp34,7 miliar.
Jumlah aset mencapai Rp928 miliar atau meningkat 7,6% dari Rp862 miliar. Dari sisi liabilitas yang ditanggung mencapai Rp181 miliar atau meningkat 7,7% dari Rp168 miliar. Jumlah ekuitasnya mencapai Rp692 miliar atau meningkat 6,95% dari Rp647 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel