Bisnis.com, JAKARTA – Astra Group melalui Astra Financial mengubah bank hasil akuisisinya yakni PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) menjadi bank digital dengan brand Bank Saqu. Bagaimana kinerja keuangannya sejauh ini?
Sebagai upaya transformasi, BJJ akan meluncurkan layanan digital dengan brand Bank Saqu. Peluncuran tersebut diagendakan pada Senin, 20 November 2023.
"Kelahiran bank ini untuk mendukung manajemen keuangan segmen produktif berjiwa solopreneur yang didesain sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia," demikian dikutip Bisnis dari undangan peluncuran Bank Saqu pada Minggu (19/11/2023).
Adapun, sebelum meluncur, Bank Saqu telah terlebih dahulu rilis di Google Play. "Ini masih trial di lingkup terbatas atau soft launch," kata Head of Corporate Investor Relations Astra International Tira Ardianti kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Berdasarkan informasi di Google Play, platform Bank Saqu menawarkan sejumlah fitur, di antaranya fitur Saku Booster yang memberikan bunga hingga 10%. Selain memberi bunga tinggi, BJJ juga mengandalkan ekosistem yang luas lewat Astra Group.
Sebagaimana diketahui, Astra telah mengakuisisi BJJ pada tahun lalu bersama WeLab Sky Limited dengan nilai transaksi mencapai US$500 juta. Dengan akuisisi ini, WeLab dan Astra Financial masing-masing memiliki saham BJJ sebesar 49,56%, dan menjadi pemegang saham mayoritas sekaligus pengendali BJJ.
Di tengah upaya transformasi untuk bersaing dengan bank digital lain seperti PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dan PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI), BJJ telah meraup keuntungan. Setidaknya hingga kuartal III/2023, BJJ telah meraup laba bersih Rp47,37 miliar.
Meski begitu, laba bank susut 10,53% pada September 2023 dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp52,95 miliar.
BJJ sebenarnya mencatatkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang melesat 140,54% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp402,1 miliar pada kuartal III/2023. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pun naik dari 3,19% pada September 2022 menjadi 5,18% pada September 2023.
Namun, BJJ mencatatkan pembengkakan sejumlah beban. BJJ misalnya mencatatkan peningkatan beban tenaga kerja dari Rp75,74 miliar pada September 2022 menjadi Rp131,89 miliar pada September 2023.
Beban promosi juga membengkak dari Rp2,61 miliar menjadi Rp3,8 miliar. Sementara, beban lainnya melonjak dari Rp34,77 miliar menjadi Rp206,91 miliar.
Alhasil, beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) naik dari 77,78% menjadi 89,3%. Semakin tinggi rasio BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Sejalan dengan laba, aset bank turun 4,34% yoy menjadi Rp11,23 triliun pada kuartal III/2023. Simpanan nasabah juga turun 12,65% yoy menjadi Rp4,97 triliun.
Meski begitu, penyaluran kredit BJJ naik 21,81% yoy menjadi Rp2,96 triliun pada periode yang berakhir pada 30 September 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel