Bisnis.com, JAKARTA – Bank-bank asing secara perlahan beralih kepemilikan di pasar Indonesia. Pertukaran pemilik bank asing itu dinilai kalah saing dari bank-bank lokal.
Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia) misalnya, telah menyelesaikan penjualan lini bisnis consumer banking mereka di Indonesia kepada PT Bank UOB Indonesia.
Citi Indonesia menjual lini bisnis consumer banking untuk melakukan refocusing bisnis, di mana bank akan fokus dalam bisnis institutional banking di Indonesia. Citi Indonesia juga akan mengembangkan lini bisnis, seperti investment banking, corporate banking, commercial banking, transaction banking, market & treasury, custody hingga security services.
Dalam pernyataan tertulis UOB Indonesia menuturkan pada hari ini (20/11/2023), akuisisi bisnis perbankan konsumer Citigroup di Indonesia dan integrasi penuh aset dan liabilitas Citibank Indonesia ke UOB Indonesia telah selesai.
"Keseluruhan akuisisi ini menambah jumlah karyawan UOB sebanyak hampir 5.000 orang yang akan memperkuat tim Bank. Dengan ekspansi organik, jangkauan ritel UOB di empat negara akan semakin luas didukung dengan basis nasabah ritel UOB di ASEAN yang mencapai hampir delapan juta. Hal ini mempercepat target pertumbuhan Bank dalam lima tahun ke depan," jelas perusahaan dalam keterangan tertulis.
Selanjutnya, unit usaha dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) di Indonesia yakni PT Bank Commonwealth misalnya dijual ke PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) Singapura. Baik CBA dan OCBC Indonesia telah melakukan penandatanganan sale and purchase agreement (SPA) dengan CBA untuk transaksi pembelian 99% saham Bank Commonwealth.
Estimasi dari nilai rencana transaksi akuisisi adalah Rp2,2 triliun, dan nilai tersebut akan bergantung pada penyesuaian yang wajar sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian.
OCBC Indonesia juga bermaksud untuk mengakuisisi sisa 1% saham Bank Commonwealth dari pemegang saham lainnya.
Presiden Direktur Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati mengaku Bank Commonwealth akan bekerja sama dengan OCBC Indonesia untuk memastikan kelancaran penyelesaian penjualan dan masa transisi.
"Hingga penjualan selesai, bisnis akan terus berjalan seperti biasa bagi nasabah dan karyawan, dan kami akan terus memberikan layanan perbankan berkualitas tinggi kepada nasabah PT Bank Commonwealth," kata Lauren dalam keterangan tertulis pada beberapa waktu lalu.
Pada awal tahun ini, Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) juga menjual lini bisnis konsumer mereka kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN). Di antara portofolio kredit yang dilepas SCBI adalah kredit pemilikan rumah (KPR) dan kartu kredit. Kredit perorangan (personal loan) dan auto loan milik SCBI pun akan dialihkan ke Bank Danamon.
Pada 2018, PT Bank ANZ Indonesia juga telah melepas divisi retail mereka ke PT Bank DBS Indonesia.
Pengamat Ekonomi dan Perbankan Binus University Doddy Ariefianto mengatakan di balik penjualan lini bisnis bank-bank asing itu, kinerja bank asing di Tanah Air memang kalah saing dengan bank lokal. Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Agustus 2023, bank asing atau kantor cabang bank luar negeri hanya mempunyai pangsa aset 4,78% di industri perbankan Indonesia. Total aset bank asing itu mencapai Rp529,02 triliun.
Adapun, pangsa kredit yang dimiliki bank asing hanya mencapai 2,5% dari keseluruhan kredit yang disalurkan industri perbankan Tanah Air. Total, bank asing telah menyalurkan kredit Rp170,21 triliun pada Agustus 2023.
Begitu juga dari sisi pendanaan, bank asing hanya mampu meraup 3,07% dana pihak ketiga (DPK) dari keseluruhan simpanan nasabah di bank. Total DPK yang diraup bank asing mencapai Rp248,67 triliun.
Sejumlah lini bisnis, seperti konsumer juga sulit dikembangkan oleh bank asing di dalam negeri. "Di bisnis KPR misalnya, banyak bank lokal yang punya produknya. Di bisnis kartu kredit, persaingannya sekarang ditambah oleh paylater," kata Dody.
Sementara itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan pelepasan lini bisnis oleh bank asing bukan semata-mata karena persaingan, tetapi ada kaitannya dengan kondisi ekonomi global.
"Mereka [bank asing] harus memilah mana bisnis yang berkontribusi besar. Beberapa bank asing memang menilai bahwa lebih aman mereka bersaing di bisnis institutional banking dibandingkan konsumer," ujar Amin.
Dengan aksi korporasi ini, mana saja kantor cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia? Berikut data Kantor Bank Asing Perwakilan Indonesia yang terdaftar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dikutip hari ini (20/11/2023):
JEPANG
1. SUMITOMO MITSUI TRUST BANK. LTD
2. ICICI BANK
INDIA
3. BANK OF INDIA
AMERIKA
4. THE BANK OF NEW YORK MELLON
BELANDA
5. ING BANK NV
PERANCIS
6. NATIXIS
7. CREDIT INDUSTRIEL et COMMERCIAL
8. SOCIETE GENERALE
9. CREDIT AGRICOLE CORPORATE AND INVESTMENT BANK
JERMAN
10. LANDESBANK BADEN-WURTTEMBERG
11. DZ BANK AG Deutsche Zentral Genossenschaftsbank
12. EMIRATES NBD (PJSC)
13. FIRST ABU DHABI BANK P.J.S.C
SPANYOL
14. BANCO BILBAO VIZCAYA ARGENTARIA, S.A
KOREA SELATAN
15. KOREA DEVELOPMENT BANK
TAIWAN
16. CATHAY UNITED BANK CO, LTD
17. THE SHANGHAI COMMERCIAL AND SAVINGS BANK, LTD
18. TAIPEI FUBON COMMERCIAL BANK Co. LTD
19. BANK OF TAIWAN
20. FIRST COMMERCIAL BANK, Ltd
THAILAND
21. KASIKORNBANK PUBLIC COMPANY LIMITED
ITALIA
22. INTESA SANPAOLO S.P.A
CHINA 23. CHINA DEVELOPMENT BANK
DAFTAR KANTOR PERWAKILAN BANK LUAR NEGERI DI INDONESIA (Syariah)
MALAYSIA
1. ASIAN FINANCE BANK BERHAD
2. ALBARAKA BANKING GROUP B.S.C (ABG)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel