Dear BCA Bank Mandiri Cs, Hati-Hati Ada Tren Trojan Mobile Banking Pada 2024!

Bisnis.com,22 Nov 2023, 12:19 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Logo empat bank jumbo di Indonesia: BCA, BNI, BRI, Bank Mandiri.

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan keamanan siber Kaspersky memperkirakan sejumlah tren serangan siber yang akan menimpa sektor jasa keuangan seperti perbankan. Di antara tren yang terjadi adalah trojan mobile banking.

Dalam laporan kejahatan siber dan prediksi ancaman finansial untuk 2024 yang dirilis Kaspersky, diperkirakan akan terjadi lonjakan serangan siber yang didorong oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan peniruan saluran komunikasi yang sah, sehingga akan mengarah pada menjamurnya kampanye berkualitas rendah. 

Kemudian, Kaspersky memperkirakan para penjahat siber akan memanfaatkan popularitas sistem pembayaran langsung, yang mengakibatkan munculnya malware clipboard dan peningkatan eksploitasi trojan mobile banking. Salah satu bentuk serangan siber ini dijalankan oleh kelompok Grandoreiro yang telah berekspansi ke luar negeri, bahkan menargetkan lebih dari 900 bank di 40 negara.

Tren lainnya pada 2024 adalah meningkatnya paket backdoor open source. Penjahat siber akan mengeksploitasi kerentanan dalam perangkat lunak sumber terbuka yang banyak digunakan, sehingga membahayakan keamanan dan berpotensi menyebabkan pelanggaran data dan kerugian finansial.

Oleh karena itu, menurut Kaspersky lembaga dan organisasi keuangan harus memperkuat pertahanan mereka pada 2024.

“Untuk tetap menjadi yang terdepan, lembaga dan organisasi keuangan harus secara proaktif menyesuaikan strategi keamanan siber, memperkuat pertahanan untuk melindungi aset dan data sensitif mereka," kata peneliti keamanan utama di Global Research and Analyses Team (GReAT) Kaspersky Marc Rivero dalam keterangan tertulis pada Rabu (22/11/2023).

Sebagaimana diketahui, sektor perbankan menjadi salah satu sektor yang rawan terkena serangan siber. Berdasarkan data dari Checkpoint Research 2022, sektor jasa keuangan termasuk perbankan mendapatkan 1.131 kali serangan siber setiap pekannya. Sementara, data International Monetary Fund (IMF) pada 2020 menyebutkan total kerugian rata-rata tahunan akibat serangan siber di sektor jasa keuangan secara global mencapai sekitar US$100 miliar.

Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha mengatakan sektor perbankan memang menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan siber karena mempunyai nilai ekonomi yang besar.

“Perbankan selalu akan dilihat pertama, karena ini adalah industri yang berjalan berdasarkan kepercayaan dan keamanan,” tuturnya.

Tahun ini, serangan siber dikabarkan menimp PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI. Anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) itu diduga mengalami kebocoran data nasabah oleh kelompok ransomware LockBit di situs dark web. Total data yang dibocorkan mencapai 1,5 TB mencakup data nasabah dan karyawan BSI. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini