Adu Siasat Danamon hingga UOB Olah Bisnis Konsumer di RI, Akuisisi Jadi Jalan Ninja

Bisnis.com,23 Nov 2023, 10:56 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Pengunjung memperoleh penjelasan dari tim Wealth Management PT Bank UOB Indonesia mengenai update pasar terbaru dan wawasan investasi yang mendalam./Bisnis/Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank seperti PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan PT Bank UOB Indonesia beradu siasat meraup pasar bisnis konsumer di Indonesia. Di antara strategi yang dilancarkan bank adalah akuisisi.

Terbaru, Bank Danamon menyiapkan penyelesaian proses akuisisi bisnis konsumer Standart Chartered Bank Indonesia (SCBI). Wakil Presiden Direktur Bank Danamon Indonesia Hafid Hadeli mengatakan untuk saat ini, rencana akuisisi tersebut masih dalam proses.

“Masih progres, di bulan Desember kami eksekusinya, sebelum akhir tahun,” katanya saat ditemui di sela acara Adira Festival, Bekasi, Jawa Barat pada beberapa waktu lalu.

Hafid mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik aksi akuisisi tersebut sehingga nasabah baru dapat menikmati akses ke ekosistem dan kapabilitas seluruh grup Danamon. SCBI pertama kali mengumumkan perjanjian pengalihan sejumlah portofolio kredit kepada Danamon pada April 2023.

Sementara UOB Indonesia telah merampungkan akuisisi bisnis consumer banking milik Citibank Indonesia. Lini bisnis konsumer yang diakuisisi mencakup bisnis perbankan ritel, kartu kredit, dan pinjaman tanpa agunan, serta perpindahan karyawan. Proses pengalihan bisnis konsumer itu telah rampung pada 18 November 2023.

Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan mengatakan pihaknya akan mengambil momentum atas akuisisi portofolio Citibank dengan memperkuat posisi sebagai perbankan ritel di wilayah Asia Tenggara.

“Ke depannya, kita akan ekspansi kedua segmen itu, baik itu anak muda ataupun kelompok yang sudah mapan, di mana mereka adalah orang yang mau mobile dan ingin terus menjelajahi region [Asean] ini. Jadi, mereka bisa melihat platform UOB lebih berguna,” ujarnya pada Bisnis, pada Oktober lalu (9/10/2023). 

Selain dengan strategi anorganik melalui akuisisi, bank-bank juga menjalankan strategi organik untuk meraup pasar konsumer. Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) Efdinal Alamsyah mengatakan terdapat sejumlah strategi yang dijalankan Bank Oke dalam meraup pasar bisnis konsumer di Indonesia.

"Strategi Bank Oke terkait kredit konsumer adalah dengan melakukan promo dan bekerjasama dengan berbagai ekosistem, seperti P2P [peer to peer] lending, loan agency, dan lainnya," ujar Efdinal.

Sebelumnya, bank-bank juga rajin menggelar program promosi untuk mendongkrak kredit konsumer. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) misalnya memacu kredit konsumer, khususnya dari bisnis kartu kredit tahun ini melalui strategi program promo. 

Emiten bank berkode BNGA itu berkerja sama dengan Cathay Pacific Airways Limited menggelar pameran wisata Cathay Pacific Travel Fair 2023 pada Agustus 2023 dengan menawarkan sejumlah promo bagi pemilik kartu kreditnya.

Nasabah yang memiliki kartu kredit CIMB Niaga bisa mendapatkan beragam promo perjalanan wisata di antaranya voucer diskon hingga Rp6,8 juta berupa cashback, cicilan 0% sampai 12 bulan, dan lainnya.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga telah menggelar event bernama BCA Expo 2023 pada kuartal III/2023. Pada acara tersebut, BCA menawarkan sejumlah promo di antaranya suku bunga KPR spesial mulai dari 2,75% fix 1 tahun. 

Adapun, mengacu laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), kredit konsumsi bank hingga September 2023 telah tumbuh 8,4% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp1.941,3 triliun. Pertumbuhan kredit konsumer didorong oleh penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) yang nilainya mencapai Rp695 triliun, naik 12% yoy.

Kredit konsumer juga dinilai prospektif, apalagi di tengah tahun politik atau Pemilu 2024. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Ra memperkirakan penyaluran kredit perbankan akan moncer pada paruh kedua 2023, salah satu pendorongnya adalah momen jelang pemilu.

"Persiapan jelang pemilu pada umumnya mendorong konsumsi masyarakat," katanya. Dia memperkirakan, secara keseluruhan tahun ini kredit perbankan pun bisa tumbuh sekitar 10%.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan ke depan, penyaluran kredit konsumer masih akan tumbuh stabil. Hal ini ditopang oleh sejumlah faktor.

Segmen konsumer menurutnya mempunyai risiko kredit yang terjaga. Selain itu, pangsa pasarnya masih besar didorong bonus demografi Indonesia. 

Bank-bank pun kian inovatif dalam menawarkan kredit konsumernya. "Model bisnis makin simpel dan mendorong peningkatan pesat. Sampai akhir tahun akan meningkat stabil," ujar Amin kepada Bisnis pada Agustus lalu (4/8/2023).

Di sisi lain, Amin mengatakan bahwa untuk terus mendorong kinerja kredit konsumsi, bank harus berani melakukan tiga hal. Pertama mendorong kredit konsumsi dari nasabah eksisting.

Kedua, bank harus agresif melakukan ekspansi kredit di beberapa sektor yang banyak bekerja sama dengan lokapasar atau marketplace sehingga mampu memancing peningkatan permintaan.

Ketiga, bank perlu menciptakan proses kredit instan yang memacu nasabah untuk aktif mengajukan pinjaman. Bank juga disebut perlu melakukan upaya ‘jemput bola’ dan aktif berekspansi di pasar-pasar baru yang belum disasar sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini