Bisnis.com, JAKARTA - Saham bank digital PT Bank Jago Tbk. (ARTO) ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (23/11/2023). ARTO terpantau naik 24,89%.
Saham Bank Jago ditutup pada level 2.860 setelah dibuka pada level 2.320 per saham. Sementara pada perdagangan kemarin, ARTO ditutup pada level 2.290 per saham.
Volume perdagangan hari ini tercatat 170,26 juta saham dengan nilai turnover Rp457,82 miliar. Saham ARTO terpantau bergerak pada rentang 2.310 - 2.860 per saham, sedangkan harga rata-rata sebesar 2.688,90.
Dengan harga tersebut, nilai kapitalisasi pasar Bank Jago menyentuh Rp39,63 triliun. Sementara, jika dibandingkan dalam sepekan terakhir, saham ARTO juga mengalami penghijauan sebesar 78,19%, sedangkan secara tahun berjalan masih melemah 23,12%.
Sebelumnya, laporan kinerja keuangan dan masuknya Bank Jago dalam MSCI disebutkan menjadi katalis positif pergerakan saham ARTO dalam sebulan terakhir.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyatakan dengan masuknya saham ARTO ke indeks acuan global maka ada potensi aliran dana asing yang akan masuk ke saham lebih besar. Pasalnya MSCI Small Cap Index yang akan dihuni oleh ARTO hanya memiliki 54 konstituen.
“Para manajer investasi dari asset management asing yang berinvestasi di Indonesia menggunakan indeks ini sebagai acuan untuk melakukan rebalancing dan mengatur ulang portofolionya,” katanya.
Dengan demikian, ARTO memiliki peluang untuk kedapatan aliran dana dari aksi rebalancing tersebut. Selain itu, masuknya ARTO ke indeks MSCI juga menjadi katalis positif saat harga sahamnya di tengah tren bullish secara teknikal.
“Dari sisi indikator MACD dan Stochastic ARTO masih menunjukkan tanda penguatan. Penguatan ARTO akan lebih terkonfirmasi bila mampu break resistance Rp2.400 yang kami perkirakan akan menguji Rp2.500-Rp2.600 sekaligus MA200nya,” ungkap Herditya.
Sementara itu, Bank Jago menyampaikan keyakinannya untuk mampu melanjutkan pertumbuhan secara eksponensial di tengah tren bank asing yang kerap mengakusisi lini consumer banking hingga bank konvensional yang juga mendigitalisasi layanan.
Sebagai informasi, Bank Jago mencatatkan nasabah mencapai 9,6 juta per Oktober 2023, di mana 7,6 juta di antaranya berasal dari nasabah funding pengguna Aplikasi Jago.
Head of Consumer Business Bank Jago Trio Lumbantoruan mengatakan penting bagi sebuah suatu lembaga keuangan punya unique value proposition, di mana cara Bank Jago bersaing adalah melalui ekosistem dan kolaborasi digital demi menggaet nasabah.
"Kita percaya bahwa banyak hal yang dapat diselesaikan dari kebutuhan sehari-hari dengan finansial, banyak opportunity yang masih ada, kita percaya dengan terus berinovasi dan menyelesaikan pain point pelanggan, kita bisa tumbuh sehat," ujarnya dalam agenda Bisnis Indonesia Busines Challenge 2024 di Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Menurutnya, perluasan ekosistem bakal menjadi hal yang penting. Teranyar, dengan kolaborasi bersama GoTo Financial, Trio menuturkan inovasi ini sangatlah menguntungkan dua belah pihak. Di mana, Gopay yang merupakan layanan fintech dilengkapi dengan sistem berupa keunggulan bank.
"Selama ini kita punya Gopay saldo dan orang biasanya ragu untuk isi amount dengan jumlah besar atau bahkan isinya berkali-kali, tapi jumlahnya kecil. Karena dirasa tidak memberikan keuntungan apapun, tapi dengan solusi ini, fungsi e-wallet bertambah, artinya uang bisa bertumbuh di e-wallet sekaligus juga diawasi dengan OJK," katanya.
Lebih lanjut, dia menuturkan bank berbasis teknologi (tech-based bank) ini juga sempat berkolaborasi dengan agen penjual efek reksa dana (APERD) online PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit.id) untuk menyediakan produk dan layanan pengelolaan keuangan dan investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel