Bisnis.com, JAKARTA— Pembiayaan kendaraan listrik industri leasing atau multifinance masih cenderung kecil. Bahkan porsinya hanya mencapai 1%—3% dibandingkan keseluruhan penyaluran pembiayaan.
Salah satu pemain, PT BFI Finance Indonesia Tbk. atau BFI Finance (BFIN) melihat bahwa pembiayaan kendaraan listrik permintaannya belum terlalu besar khususnya mobil. Hal tersebut tampak dari belum banyaknya merek yang tersedia di Indonesia. Menurutnya mobil listrik di Indonesia masih didominasi merek non-Jepang, yakni China dan Korea.
“Jadi, secara demand, belum benar-benar mencapai satu volume yang diharapkan,” kata Direktur Bisnis BFI Finance Sutadi belum lama ini.
Selain itu, Sutadi mengatakan infrastruktur kendaraan listik di Indonesia juga masih belum masif. Dia menambahkan tren penjualan kendaraan listrik juga banyak dari sektor korporasi dibandingkan dengan kendaraan pribadi.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa BFI Finance masih melihat bahwa pembiayaan kendaraan listrik merupakan peluang yang bagus ke depan. Oleh sebab itu, pihaknya mulai melakukan pembiayaan motor listrik melalui pilot project dengan skala terbatas.
Di sisi lain, Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono menilai bahwa salah satu faktor untuk mempercepat pertumbuhan kendaraan listrik adalah subsidi yang sudah diluncurkan pemerintah. Namun, demikian dia menilai bahwa realisasi subsidi belum terlalu cepat.
“Kalau bisa terealisasi lebih cepat maka kami percaya pertumbuhan akan lebih cepat lagi dan banyak konsumen yang akan berani mencoba,” ungkapnya.
Di sisi lain, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) mencatatkan pembiayaan kendaraan listrik mencapai Rp141 miliar hingga Oktober 2023. Adapun mobil listrik berkontribusi sebanyak 70%, sementara motor listrik 30%.
Pembiayaan kendaraan listrik Adira Finance pun porsinya belum terlalu besar apabila dibandingkan keseluruhan pembiayaannya. Diketahui pembiayaan perusahaan sampai Oktober 2023 mencapai Rp33,8 triliun yang ditopang oleh pembiayaan motor dan mobil konvensional.
“Jadi hanya sekitar 1% [pembiayaan kendaraan listrik],” kata Direktur Portofolio Adira Finance Harry Latif ditemui di sela acara Adira Festival di Bekasi, Sabtu (18/11/2023).
Meskipun tak terlalu besar porsinya, Harry melihat bahwa pembiayaan kendaraan listrik terus bertumbuh. Bahkan Adira Finance memprediksi perseroan bisa memberikan pembiayaan sebesar Rp160 miliar hingga Rp170 miliar sampai akhir tahun.
Angkanya bisa terbang hampir lebih dari lima kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Diketahui sepanjang 2022, perusahaan hanya memberikan pembiayaan sebanyak Rp29,6 miliar untuk kendaraan listrik.
Senada dengan Sudjono, Harry juga melihat bahwa rencana Pemerintah menaikan subsidi motor listrik yang semula Rp7 juta menjadi Rp10 juta bisa meningkatkan minat terhadap kendaraan listrik. Kendati demikian, Harry mengatakan antusiame tersebut juga tergantung pelaksanaanya nanti.
Termasuk bagaimana nantinya cara pemerintah memberikan subsidi itu sendiri, apabila dimudahkan tentunya akan membantu dan menarik customer untuk membeli.
Karyawati melayani nasabah di kantor cabang BFI Finance di Jakarta, Selasa (7/6/2022). Bisnis/Suselo Jati
Di sisi lain, PT CIMB Niaga Auto Finance atau CIMB Niaga Finance (CNAF) mencatatkan realisasi pembiayaan mobil ramah lingkungan sebanyak Rp191,72 miliar sampai dengan September 2023.
Adapun komposisi pembiayaan mobil ramah lingkungan di CNAF berkontribusi sebesar 3% dari total pembiayaan baru, yaitu sebesar Rp6,06 triliun.
Meskipun porsinya belum begitu banyak, Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman mengatakan pembiayaan mobil ramah lingkungan tumbuh signifikan hingga menyentuh 208% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 yakni Rp62,28 miliar.
“Atau dapat dikatakan tumbuh signifikan lebih dari 2x lipat atau 214% apabila dihitung dari jumlah unit,” kata Ristiawan kepada Bisnis, Rabu (18/10/2023).
Sebab, sampai dengan September 2023, CNAF mencatatkan mobil ramah lingkungan mencapai 490 unit jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebanyak 156 unit.
“Peningkatan tersebut seiring dengan peningkatan penjualan mobil ramah lingkungan dan juga meningkatnya permintaan pasar,” ungkapnya.
Ristiawan menyampaikan bahwa saat ini CIMB Niaga Finance fokus dalam memberikan pembiayaan kendaraan roda empat (mobil), termasuk di dalamnya mobil ramah lingkungan (listrik dan hybrid). Sedangkan motor listrik belum menjadi target sasaran pasar CNAF saat ini.
Ristiawan menyoroti beberapa tantangan dalam program mobil ramah lingkungan ada beberapa faktor, salah satunya harga kendaraan yang relatif mahal. “Infrastruktur charging station maupun service juga yang masih sangat terbatas,” imbuhnya.
Selain itu, Ristiawan menuturkan bahwa tantangan untuk meningkatkan tren pembiayaan mobil listrik adalah adanya kekhawatiran atas nilai jual kendaraan ramah lingkungan yang jatuh karena belum terdapat pasar mobil second (bekas).
Pengunjung memeriksa motor listrik di galeri motor Gesits, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Abdurachman
Sementara itu, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) atau WOM Finance justru merevisi target pembiayaan motor listrik perusahaan dari semula Rp2 miliar menjadi Rp1,6 miliar sepanjang tahun ini. Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa Hadi menyampaikan revisi tersebut lantaran minimnya peminat terhadap pembiayaan motor listrik.
“Per September 2023 yang terealisasi belum sampai Rp1 miliar, masih kecil banget karena peminatnya masih kurang,” kata Cincin saat ditemui usai Public Expose WOM Finance di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Sepakat, Direktur WOM Finance Wibowo menuturkan revisi target pembiayaan motor listrik perusahaan lantaran porsi kredit jenis pembiayaan ini di pasar yang masih rendah.
“Produk motor listrik target Rp2 miliar, kami estimasi capai Rp1,6 miliar. Ini terkait kondisi market juga, karena motor listrik ini kredit porsinya masih kecil sekali,” ungkap Wibowo.
Wibowo menuturkan perusahaan sudah menjajaki pembiayaan listrik sejak 2022 silam. Meski memiliki porsi kredit yang rendah, Wibowo menuturkan pemerintah sangat mendorong pembiayaan motor listrik. Namun sampai saat ini, motor listrik lebih didominasi oleh instansi, sedangkan user baru memasuki tahap percobaan.
Kendati demikian, emiten bersandi saham WOMF itu sudah bekerja sama dengan beberapa pemain utama di motor listrik untuk mendorong pembiayaan jenis kendaraan ini.
“Sampai saat ini porsi kreditnya [motor listrik] masih sangat kecil, tapi mungkin ke depannya produk ini akan lebih berkembang dan kami sudah siapkan itu,” tutup Wibowo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel