Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan respons soal kabar PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) yang dikabarkan akan mengakuisisi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
Hal ini seiring dengan rencana BTN untuk melakukan pemisahan atau spin off Unit Usaha Syariah (UUS) bank, yakni BTN Syariah.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan bahwa baik BTN dan Bank Muamalat sedang dalam proses negosiasi dan belum mengajukan izin pada OJK.
Oleh karena itu, OJK tinggal menunggu hasil negosiasi bisnis keduanya. Pembahasan yang dilakukan bersama OJK baru akan dilakukan jika kedua belah pihak bank sudah saling sepakat.
"Kita sih masih nunggu aja lah, itu kan [urusan] B2B [business-to-business]. Silakan aja mereka selesaikan dulu. Kalau ada kesepakatan, baru kita ketemu saya setelah itu," ujarnya dikutip Bisnis, Sabtu (25/11/2023)
OJK juga bersikap objektif dalam memberikan persetujuan terhadap rencana akuisisi tersebut. Artinya, jika proposal tersebut memenuhi persyaratan yang berlaku, maka OJK akan memberikan persetujuan kepada BBTN untuk melakukan akuisisi terhadap Bank Muamalat.
“Sebetulnya, kita lihat nanti bagaimana proposalnya,” katanya.
Dian nyatanya sempat menyinggung bahwa pihaknya akan mengizinkan spin-off apabila disertai dengan konsolidasi yang signifikan dalam berbagai aspek, termasuk struktur kelembagaan, modal hingga total aset yang dimiliki.
“OJK memang menginginkan adanya bank-bank syariah besar sekelas BSI. Mudah-mudahan bisa ada dua atau tiga bank hasil merger kedepannya yang seukuran itu," katanya pada Bisnis, beberapa waktu lalu.
Sebagaimana diketahui, kabar terbaru datang dari keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Corporate Secretary BTN Ramon Armando mengatakan terkait kabar akuisisi kepada Bank Muamalat, dalam 12 bulan mendatang BTN memang memiliki beberapa rencana aksi korporasi.
Salah satunya melakukan pemisahan atau spin off unit usaha syariah (UUS) menjadi bank umum syariah (BUS). Rencana aksi korporasi dimaksud telah tercantum pada rencana bisnis bank (RBB) dan aksi korporasi akan dipublikasikan setelah ada persetujuan dari regulator.
Saat ini BTN memang sedang mempersiapkan opsi untuk melakukan spin off UUS jadi BUS. Adapun, proses spin off terus berjalan dengan mengkaji opsi yang paling efisien, mudah dan cepat dilaksanakan.
Opsi pertama yaitu akan mendirikan perusahaan baru atau meminta lisensi baru untuk BUS. Kemudian opsi kedua yaitu melakukan akuisisi bank syariah yang sudah ada.
"Untuk melaksanakan opsi kedua, perseroan sedang melakukan penjajakan dengan beberapa bank syariah yang ada dan terus berkomunikasi untuk mendapatkan penawaran terbaik," jawab Ramon di keterbukaan informasi pada Senin (13/11/2023).
Anggota himpunan bank milik negara (Himbara) itu memang berencana akan mengakuisisi BUS seiring dengan spin off UUS mereka BTN Syariah. BTN pun menjajaki sejumlah kemungkinan bank syariah mana yang akan diakusisi.
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu juga pernah membeberkan pihaknya masih dalam proses evaluasi dan peninjauan mendalam (due diligence) terhadap beberapa bank yang dianggap sebagai calon potensial untuk diakuisisi.
"Kan masih lihat-lihatan [calon bank], due diligence dulu. Begitu kan nggak gampang lah. Ada beberapa yang udah kita kontak. Ya, mudah-mudahan sebelum akhir tahun mengerucut lah [nama bank yang diakusisi]," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel