Hasil Audit Q3/2023, Laba Bersih BTN (BBTN) jadi Rp2,31 Triliun

Bisnis.com,28 Nov 2023, 07:27 WIB
Penulis: Anggara Pernando
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu (ketiga kanan) mendapatkan ucapan selamat dari Komisaris Utama Chandra Hamzah (kedua kiri) disaksikan Wakil Komisaris Utama Iqbal Latanro (kanan), Direktur Consumer Hirwandi Gafar (kedua kanan), Komisaris Independen Sentot A. Sentausa (kiri), dan Direktur IT & Digital Andi Nirwoto seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (16/3). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) mengumumkan membukukan laba bersih Rp2,31 triliun pada kuartal III/2023.

Laba BTN daalam 9 bulan pertama tahun ini merupakan hasil audit reviu yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja (firma anggota Ernst and Young Global Limited).

Dalam periode laporan keuangan, Bank Tabungan Negara melaporkan meraup bunga Rp20,83 triliun. Tumbuh dari periode yang sama dari tahun sebelumnya sebesar Rp18,97 triliun. BTN mencatatkan beban bunga sebesar Rp10,69 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bisnis Indonesia, BTN juga tercatat mengalami pertumbuhan positif pada pos aset keuangan. Perusahaan membalikkan rugi Rp162,4 miliar menjadi untung Rp22,9 miliar.

Pembalikan kinerja lainnya juga terjadi pada aset keuangan yang membukukan keuntungan Rp477,51 miliar dan transaksi derivatif yang mencatatkan laba Rp59,94 miliar. Kedua pos ini pada tahun lalu mengalami kerugian.

Perusahaan juga melaporan kenaikan pendapatan komisi dan administrasi. Tercatat dari Rp907,41 miliar menjadi Rp1,03 triliun. Perusahaan juga menekan beban lainnya dari Rp4,2 triliun menjadi Rp3,62 triliun.

Capaian ini membuat BTN membukukan pendapatan operasional Rp2,96 triliun. Tumbuh dibandingkan periode tahun lalu Rp2,93 triliun.

Dalam laporan keuangan yang sama, BTN mencatatkan kredit yang diberikan sebesar Rp282,5 triliun. Naik dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp266,65 triliun. Demikian juga pembiayaan syariah, mendaki dari Rp31,62 triliun menjadi Rp35,79 triliun.

Peningkatan tersebut didorong pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi yang naik 11,87% yoy dari Rp140,97 triliun menjadi Rp157,71 triliun pada kuartal III/2023.

Dalam keterangan tertulis Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menuturkan hingga akhir tahun, perseroan optimistis akan mencatatkan kinerja sesuai target. "Mulai bergairahnya sektor perumahan dan insentif Pemerintah akan semakin mendorong bisnis pembiayaan sektor perumahan tumbuh positif hingga 2024. Momentum tersebut terus kami manfaatkan dengan berbagai inisiatif bisnis yang terus kami lakukan," ujar Nixon.

Peningkatan pembiayaan ini seiring inisiatif BTN untuk segmen komersial. Kredit Ringan (Kring) untuk pegawai naik 17,59% yoy menjadi Rp4,32 triliun per kuartal III/2023. Di periode yang sama, Kredit Agunan Rumah (KAR) tumbuh 10,63% yoy menjadi Rp7,34 triliun. Kredit Usaha Rakyat (KUR) pun melonjak 162,82% yoy menjadi Rp1,60 triliun di kuartal III/2023.

Ekosistem transaksi digital Bank BTN juga menyumbang kenaikan signifikan pada fee-based income. Di ekosistem ini, Bank BTN menawarkan layanan lengkap mulai dari transaksi untuk wholesale hingga ritel melalui BTN Mobile. Dengan berbagai kinerja tersebut, Bank BTN mencatatkan total fee-based income per kuartal III/2023 naik sebesar 67,32% yoy menjadi Rp2,36 triliun.

Setelah peningkatan modal yang dilakukan tahun lalu dan akumulasi laba, hingga September 2023, BTN melaporkan memiliki modal inti tier 1 sebesar Rp25,19 triliun. Berbanding Rp18,21 triliun pada tahun lalu. Dengan keseluruhan kinerja tersebut, per kuartal III/2023, total aset Bank BTN mencapai Rp409,68 triliun atau naik 5,24% yoy.


Kinerja BTN Syariah
Seiring peningkatan pembiayaan, laba Unit Usaha Syariah milik BTN melonjak 70,40% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp235,27 miliar di kuartal III/2022 menjadi senilai Rp400,89 miliar.

Nixon mengatakan kinerja positif BTN Syariah tersebut sejalan dengan semakin besarnya minat masyarakat Indonesia untuk membeli rumah melalui skema pembiayaan syariah.

“Masyarakat Indonesia mayoritas merupakan muslim yang merupakan basis nasabah yang kuat untuk bisnis pembiayaan perumahan dengan skema syariah. Kami optimistis BTN Syariah memiliki ruang besar untuk terus bertumbuh besar sehingga dapat melayani kebutuhan pembiayaan perumahan masyarakat Indonesia,” jelas Nixon dalam keterangan tertulis, Senin (27/11/2023).

BTN Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang naik 97,43%. Lini keuangan yang ditargetkan segera dipisahkan sesuai regulasi OJK ini juga telah menghimpun DPK senilai Rp36,25 triliun pada kuartal III/2023 atau naik 16,76% yoy dari Rp31,05 triliun di kuartal III/2022. Dengan kinerja tersebut, aset syariah tercatat naik 17,26% yoy dari Rp41,29 triliun pada kuartal III/2022 menjadi Rp48,41 triliun per kuartal III/2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini