Rupiah Dibuka Perkasa Rp15.475, Dolar AS Sentuh Level Terendah dalam 3 Bulan

Bisnis.com,28 Nov 2023, 09:24 WIB
Penulis: Farid Firdaus
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah hari ini dibuka perkasa, mengambil momentum pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (28/11/2023), pada pukul 09.02 WIB rupiah dibuka menguat 0,12% atau 19 poin ke Rp15.475 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekelompok mata uang utama turun 0,05% atau 0,06 poin ke 103,14.

Mata uang Asia terpantau beragam pada pagi ini. Yen Jepang menguat 0,30%, yuan China melemah tipis 0,01%, ringgit Malaysia menguat 0,26%, won Korea Selatan melejit 0,83%, dan dolar Hong Kong turun 0,01%.

Adapun dolar AS tercatat melemah ke level terendah dalam tiga bulan terhadap mata uang sejenis pada Selasa pagi setelah tergelincir semalam karena data penjualan rumah baru AS yang lebih lemah dari perkiraan.

Para pedagang berspekulasi bahwa Bank Sentral Federal Reserve dapat mulai memangkas suku bunga pada paruh pertama tahun depan.

Penjualan rumah baru di AS turun 5,6% ke tingkat tahunan penyesuaian musiman sebesar 679.000 unit pada Oktober, data menunjukkan, di bawah 723.000 unit yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters dan menyebabkan penurunan imbal hasil obligasi AS.

Indeks dolar AS pada pagi ini sempat berada di 103,11, atau level terendah sejak 31 Agustus 2023. Dolar diperkirakan akan melemah lebih dari 3% pada bulan November, yang merupakan kinerja terburuk dalam setahun.

Ekspektasi pasar bahwa siklus kenaikan suku bunga The Fed akan berakhir juga memberikan tekanan pada greenback.

Suku bunga berjangka AS menunjukkan sekitar 25% kemungkinan bahwa The Fed dapat mulai menurunkan suku bunga pada awal bulan Maret dan meningkat menjadi hampir 45% pada bulan Mei, menurut alat CME FedWatch.

“Memperlambat momentum pertumbuhan, puncak suku bunga, penurunan suku bunga tahun depan, dan pembatalan posisi beli: ini adalah dinamika yang mendorong pelemahan dolar AS dan mendorong seluruh kompleks mata uang,” kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di Capital.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini