Bisnis.com, JAKARTA – Persaingan bank digital kian ketat seiring bermunculannya pemain baru, seperti bank besutan Astra Group yakni PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yang meluncurkan aplikasi Bank Saqu dengan penawaran bunga simpanan tinggi, hingga 10%.
Meski begitu, Direktur Utama PT Bank Jago Tbk. (ARTO) Arief Harris Tandjung mengatakan persaingan ketat di bank digital justru akan berdampak baik ke industri. "Ini kondisi yang tentunya baik untuk customer agar dapatkan banyak pilihan. Ini juga membuat kita terpacu," ujarnya dalam public expose pada Rabu (29/11/2023).
Menurutnya, persaingan memang tak bisa dihindari. Tidak hanya dengan sesama bank digital atau bank berbasis teknologi, tapi juga dengan bank konvensional yang mengembangkan layanan digital. "Saya pikir itu akan menjadi persaingan yang sehat, pasar akan tumbuh pesat," katanya.
Dia menambahkan bahwa pasar yang disasar Bank Jago pun masih besar, di mana penduduk usia muda yang terbiasa menggunakan platform digital untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terus bertumbuh.
Adapun, bagi Bank Jago, kunci menghadapi persaingan ketat itu adalah inovasi. "Kuncinya kita terus berupaya berinovasi, tidak berhenti berikan layanan yang lebih baik lagi sesuai dengan perkembangan tren dan minat pengguna atau nasabah dalam memenuhi kebutuhan mereka ke depannya. Kalau kita berhenti inovasi, maka akan tersingkir dari persaingan," ujar Arief.
Sebagaimana diketahui, persaingan bank digital makin ketat seiring dengan bermunculannya bank-bank digital baru di Indonesia. Bank besutan Astra Group yakni BJJ misalnya meluncurkan layanan perbankan digital bernama Bank Saqu pada pekan lalu (20/11/2023).
Apalagi, Bank Saqu menawarkan bunga simpanan tinggi guna meraup nasabah. Di aplikasi Bank Saqu terdapat sejumlah fitur, di antaranya Busposito yang menawarkan produk deposito berbasis komunitas dengan bunga hingga 7% per tahun. Terdapat juga fitur Saku Booster yang menawarkan bunga hingga 10% per tahun.
Selain tawaran bunga tinggi, Bank Saqu juga menawarkan integrasi layanan dengan ekosistem luas di Astra. "Bank Saqu akan mendukung, melengkapi, dan memperkuat ekosistem jasa keuangan Grup Astra, serta mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia," ujar Direktur Astra sekaligus Director-in-Charge Astra Financial Suparno Djasmin.
Selain Astra dengan Bank Saqu, Superbank yang sebelumnya bernama PT Bank Fama International meluncurkan produk aplikasi Superbank secara terbatas. Superbank menawarkan bunga pada produk simpanan 6% dan biaya transfer Rp1 untuk menggaet nasabah. Superbank juga mengandalkan ekosistem Grup Emtek, Grab, hingga Singtel.
Ada juga Hibank yang sebelumnya bernama PT Bank Mayora masuk ke industri bank digital dengan berfokus pada segmen UMKM. Hibank sendiri merupakan bank digital besutan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel