Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) mengungkap strategi investasi perusahaan pada 2024.
Head of Corporate Secretary IFG Life Gatot Haryadi mengatakan tahun depan perusahaan akan menerapkan strategi yang sama pada tahun ini. Di mana perusahaan akan banyak menempatkan investasinya pada obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN).
“Kami melakukan penempatan sebagian besar pada instrumen yang low risk seperti pada obligasi pemerintah,” kata kata Gatot kepada Bisnis, Kamis (30/11/2023).
Dia menegaskan bahwa dalam melakukan investasi perusahaan selalu menerapkan menerapkan konsep liability driven investment. Di mana investasi yang perseroan lakukan harus sesuai dengan profil liabilitas perusahaan, sehingga kemampuan untuk melakukan pembayaran klaim kepada pemegang polis dapat terjaga.
“Jadi kami melakukan penempatan investasi secara prudent, ketat dan sesuai dengan praktik tata kelola yang baik,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, IFG Life mendapatkan pengawasan khusus dari induk perusahaan Indonesia Financial Group (IFG). Termasuk dalam strategi penempatan invetasinya yang berkaca pada kasus investasi yang menyelimuti PT Asuransi Jiwasraya (Persero) alias Jiwasraya.
“IFG Life punya histori, karena kita tahu Jiwasraya bermasalah dari sisi investasinya. Kami internally juga diawasi oleh holding company, IFG Group. Itu juga betul-betul dijaga supaya tidak keluar dari koridor yang sudah digariskan, mengingat kami juga penerima PMN [penyertaan modal negara] yang cukup besar,” kata Direktur Utama IFG Life Harjanto Tanuwidjaja dalam acara BNI Investor Daily Summit di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Dari sisi investasi, Harjanto menyampaikan mayoritas portofolio investasi IFG Life ditempatkan pada instrumen SBN sejauh ini. Menurutnya, jenis instrumen ini merupakan pilihan yang paling aman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel