Jokowi Dorong KSSK Rutin Bertemu, Ngopi Bareng dan Bahas Kondisi Ekonomi!

Bisnis.com,30 Nov 2023, 01:30 WIB
Penulis: Akbar Evandio
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang meliputi Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa melaporkan perkembangan situasi ekonomi global dan dalam Negeri kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Senin (23/10/2023). JIBI/Akbar Evandio

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong agar anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) rutin untuk melakukan pertemuan dan mengecek kondisi lapangan di tengah situasi dunia sedang tidak baik-baik saja.

Penyebabnya, dia meminta kerja sama antara setiap pemangku kepentingan dan pihak terkait untuk meramu segala bentuk kebijakan ekonomi dalam Negeri agar tetap dilandaskan pada prinsip kehati-hatian.

Hal ini disampaikannya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2023 di Graha Bhasvara Icchana Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).

“KSSK  perlu sering ketemu dan bicara untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Kalau situasi normal nggak apa-apa tiga bulan sekali, tetapi situasi sekarang harus sering ketemu, satu minggu atau dua minggu sekali ketemu. Ngopi bareng-bareng nggak ada masalah. Nggak usah serius-serius tapi saling bertukar angka dan hitungan-hitungan,” ujarnya dalam forum tersebut.

Orang nomor satu di Indonesia itu menilai bahwa menjadi persoalan utama agar negara dapat selalu merespon secara cepat situasi yang terjadi di dunia saat ini.

Oleh sebab itu, Kepala Negara mendorong agar forum yang berisi para pengambil kebijakan sektor moneter dan fiskal itu secara berkala dapat menggelar rapat koordinasi untuk membahas tantangan dalam menjaga stabilitas perekonomian yang kemudian dapat dilaporkan kepada Presiden.

"Yang paling penting juga antisipasi terhadap semua skenario ke depan, cepat respon setiap perubahan. Cek terus di lapangan, selesaikan dengan cepat kalau ada masalah,” katanya.

Di sisi lain, Jokowi juga mengingatkan agar perbankan melangkah secara hati-hati tetapi harus memiliki kemampuan mendorong pertumbuhan kredit lebih baik.

Sehingga, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun meminta agar perbankan jangan fokus pada penempatan dana di surat berharga.

Menurutnya, dana milik masyarakat yang ada di bank harus disalurkan ke sektor riil hingga mendorong aktivitas ekonomi.

“Jangan semuanya ramai-ramai beli SBN, SVBI, SRBI, meski boleh-boleh saja, tapi agar sektor riil bisa kelihatan lebih baik dari tahun lalu,” tegasnya.

Apalagi, dia melanjutkan bahwa saat ini angka pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 5%. Artinya sudah lebih baik dari beberapa negara tetangga, seperti Malaysia yang 3,3% atau bahkan negara-negara maju macam Amerika Serikat (2,9%), ataupun Korea Selatan (1,4%).

Oleh karena itu Jokowi meminta agar pertumbuhan kredit dapat lebih didorong, khususnya di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Indonesia, kata Jokowi, tetap perlu menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka strategi ekonomi hijau dan hilirisasi barang-barang material tambah tetap harus berjalan.

“Strateginya bagus dan ini bisa jadi penggerak tenaga kerja dan menopang ekonomi berkelanjutan,” pungkas Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini