Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah bank milik investor asing kompak menyasar segmen usaha wong cilik alias ke sektor usaha kecil menengah (UKM) Tanah Air.
Tercatat, kelompok bank Singapura hingga Jepang, seperti PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP), PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) hingga PT Bank UOB Indonesia beradu siasat di segmen UKM demi mengerek pertumbuhan bisnis perbankan.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin pun tak menampik bahwa potensi pertumbuhan kredit UKM di Indonesia sangat besar dan ini menjadi peluang bagi bank asing.
“Potensinya UKM besar, karena ketika pandemi mereka [UKM] berjatuhan, lalu usai pandemi banyak insentif yang diberikan pemerintah kepada UKM ini, sehingga kondisi yang mulanya 0, ini akhirnya tumbuh pesat, hingga menciptakan pasar tersendiri," ujarnya pada Bisnis, Selasa (28/11/2023).
Lebih lanjut, baginya bank-bank milik investor asing ini mampu menggarap potensi secara maksimal. Pasalnya, mereka memiliki keunggulan mulai dari modal yang kuat, bisnis yang tertata, hingga teknologi yang mumpuni.
"Mereka punya kenggulan bermain langsung supply chain financing, jadi perusahaan sekitarnya, supplier itu dihajar semua. Sementara, di perbankan Indonesia, ekosistem seperti itu baru mulai 2-3 tahun terakhir,” katanya.
Adapun, menurut Amin, pintu masuk bank milik investor asing kala bermain dalam segmen UKM ini dari skema channeling hingga digitalisasi.
Head of Channels and Digitalisation UOB Indonesia Edisono Limin menyebut bahwa UKM di Indonesia menyumbang lebih dari 60% PDB dan lebih dari 90% tenaga kerja.
“Akselerasi digital penting untuk menjangkau pasar dan meningkatkan daya saing bagi UKM. Kami juga ingin mengikuti jejak induk, karena portofolio kita terhadap UKM porsiannya masih kecil,” ucap Edisono beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan terpisah, Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan juga mengatakan demi memperbesar pangsa pasar, UOB Indonesia merilis program unggulan akselerator inovasi bisnis untuk mengembangkan dan mendigitalisasi bisnis di Indonesia bernama UOB FinLab.
“UOB FinLab ini unik karena mampu menghubungkan UKM ke rantai pasokan global. Kami yang sudah ada jaringan global ingin menghubungkan semua segmen dari yang terbesar hingga SME. Apalagi UMKM punya keterbatasan, jadi kita berusaha mendigitalisasi mereka,” ujarnya pada Bisnis.
Lebih lanjut, dirinya menyebut UOB Indonesia sendiri telah merilis BizSmart sebuah solusi yang dirancang untuk mengoptimalkan kegiatan bisnis para pelaku UKM dalam menyediakan aplikasi akuntansi hingga penggajian.
Serupa dengan UOB Indonesia, PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) yang bakal mengakuisisi 99% saham dari unit usaha dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) di Indonesia yakni PT Bank Commonwealth pun optimistis dapat memperkuat segmen UKM.
Presiden Direktur OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja menjelaskan akuisisi ini dinilai akan meningkatkan skala bisnis dan mengambil peluang pertumbuhan jasa keuangan di Indonesia.
“Rencana akusisi ditujukan untuk memperkuat dan melengkapi kapabilitas OCBC Indonesia dalam memberikan layanan keuangan yang komprehensif baik untuk segmen konsumen dan UKM," katanya pada Bisnis, Selasa (28/11/2023).
Dengan demikian, kata Parwati, para nasabah akan mendapatkan manfaat akses ke rangkaian produk dan layanan terintegrasi lengkap serta dapat menggunakan kekuatan gabungan jaringan regional dan internasional di OCBC Grup.
“Menjadi bagian dari OCBC akan memberikan kesempatan bagi semua nasabah untuk dapat terkoneksi dengan jaringan OCBC yang terdapat di 19 negara wilayah territorial, dengan lebih dari 410 cabang,” imbuhnya.
Tak mau kalah, PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) juga berencana untuk terus melanjutkan lintasan pertumbuhan (growth trajectory) organik di setiap lini bisnis, termasuk SME.
Meski tak dirinci lebih lanjut, akan tetapi BDMN sendiri mulai dari mengoptimalkan investasi seperti transformasi kantor cabang, perbankan digital, dan kapabilitas lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel