ESG INITIATIVES: Keberlanjutan dan Peran Sektor Perbankan Terkait Perubahan Iklim

Bisnis.com,30 Nov 2023, 08:52 WIB
Penulis: Ana Noviani
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Di sektor keuangan, perbankan memiliki peran penting dalam mendorong praktik keberlanjutan. Sebagai salah satu pilar utama industri keuangan, perbankan memiliki potensi besar untuk mendorong praktik Environmental, Social, and Governance (ESG) di kalangan korporasi.

Andry Asmoro, Chief Economist Bank Mandiri, menuturkan sejumlah alasan yang mendasari pentingnya sektor perbankan untuk lebih aktif mengambil peran dalam bidang keberlanjutan.

Pertama, perbankan memiliki keterkaitan erat dengan keberlanjutan karena memainkan peran penting dalam mengalokasikan sumber daya keuangan. Keputusan pembiayaan yang diambil oleh bank dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat.

“Kami mengamati bahwa institusi keuangan yang mengabaikan faktor ESG dalam pengambilan keputusan pembiayaan, cenderung meningkat risikonya dalam menghadapi dampak negatif,” paparnya.

Selain itu, risiko reputasi juga menjadi hal penting. Penelitian Mandiri Institute terkait implementasi ESG menunjukkan bahwa konsumen dan investor makin memperhatikan sisi ESG dalam pengambilan keputusan mereka.

“Risiko reputasi muncul ketika institusi keuangan tidak memiliki praktik ESG yang baik, mempengaruhi reputasi dari nasabah. Isu proses bisnis dalam jangka panjang dan praktik ESG yang buruk, dapat menyebabkan korporasi mengalami kesulitan akibat kurangnya beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dari sisi ESG.”

Untuk memitigasi risiko, lanjutnya, perbankan dapat memainkan peran penting dalam mendorong praktik ESG di kalangan korporasi dengan menggunakan berbagai instrumen.

Menurut Andry, dunia perbankan dapat melakukan integrasi ESG dalam proses pembiayaan, seperti memberikan preferensi pada korporasi yang memiliki praktik ESG yang baik. Bank dapat menggunakan pilar ESG dalam melakukan penilaian terhadap korporasi sebelum memberikan pembiayaan, menentukan suku bunga pinjaman, dan memberikan persyaratan khusus terkait ESG dalam perjanjian pembiayaan.

Selain itu, perbankan memiliki kesempatan luas terkait pengembangan produk dan layanan ESG.  Pengembangan produk dan layanan inovatif, seperti pinjaman hijau, obligasi hijau, dan asuransi ESG akan dapat memberikan insentif bagi korporasi untuk menerapkan praktik ESG yang baik.

Di tingkat global, Andry mengatakan terjadi peningkatan instrumen pendanaan berkelanjutan, mulai dari obligasi hijau, obligasi sosial, dan pinjaman keberlanjutan.

Investasi yang mengalir ke bidang ESG telah tumbuh signifikan yang tecermin pada penerbitan utang berkelanjutan yang meningkat lebih dari tiga kali lipat dari US$615,4 miliar pada 2019 menjadi US$1.701,1 miliar pada 2022.

Dia menambahkan upaya literasi ESG juga memainkan peranan sentral dalam membangun ekosistem terkait keberlanjutan. Andry menuturkan perbankan dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan organisasi non-profit untuk meningkatkan literasi ESG di kalangan korporasi dan masyarakat melalui kegiatan, seperti pelatihan dan seminar tentang ESG, penerbitan laporan dan studi tentang ESG, dan promosi praktik ESG melalui berbagai media.

“Perbankan juga dapat menjadi mitra pendukung kebijakan pemerintah dan mendorong praktik ESG di kalangan korporasi,” pungkasnya.

Sebagai upaya untuk mendorong terciptanya diskursus terkait isu keberlanjutan dan juga dinamika kebijakan terkait perubahan iklim, Bank Mandiri menyelenggarakan acara Mandiri Sustainability Forum (MSF) yang kedua pada 7 Desember 2023. MSF kali ini mengusung tema “Sustainability Act: Why now, What is next?”

Melalui forum ini, Bank Mandiri ingin mengukuhkan komitmen untuk serius mengatasi perubahan iklim dan mendukung upaya dekarbonisasi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini