Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) memproyeksikan bakal membagikan dividen jumbo untuk investor pada tahun depan. Dividen tersebut diberikan dari berapapun laba bersih yang dihasilkan perseroan pada tahun buku 2023-2024.
Direktur Utama BRI (BBRI) Sunarso mengatakan pertimbangan tersebut didasarkan pada tingkat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang saat ini tergolong terlalu tebal, di level 27,47% per September 2023. Padahal, menuturnya kebutuhan risk management perseroan hanya butuh 17% hingga 17,5% .
“Jadi kita punya excess [kelebihan] modal 10%, sebut kalau setahun untuk meng-cover pertumbuhan itu hanya butuh 2% dari konsumsi capital, maka bisa sampaikan selama lima tahun ke depan, berapapun laba BRI harus dibagi dalam dividen,” ujarnya dalam Public Expose BRI, Kamis (30/11/2023).
Dia pun menuturkan BRI memproyeksikan laba bersih mampu mencapai Rp55 triliun hingga akhir 2023. Bahkan, pada 2024, dirinya meramal laba BBRI berada di kisaran Rp60 triliun.
Secara historis, Sunarso menyebut pada tahun lalu, BBRI membukukan laba bersih Rp 51,4 triliun dan menjadi laba terbesar di industri perbankan Indonesia.
"Laba tinggi itu tidak perlu lagi untuk memperkuat modal, jadi kami bagi 85% dividen dari laba, kami bagi dividen Rp43 triliun," ucapnya.
Sebagai anggota bank Himbara yang dikuasai negara, maka penyaluran dividen dialirkan kepada negara sebesar Rp43 triliun, dengan rincian Rp23 triliun masuk ke kantong Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Rp12 triliun untuk membayar pajak ke negara.
“Kemudian, kemarin kami berikan [dividen] Rp20 triliun untuk pemegang saham publik dari laba tahun buku 2022,” imbuhnya.
Surnarso lantas memberi bocoran bahwa BRI akan membagikan dividen sebesar 70% dari laba pada tahun depan. Diamemaparkan alasan BRI menargetkan pembagian dividen minimal mencapai 70% dari laba, lantaran apabila dividen kurang dari itu, maka laba BRI makin jumbo dan pihaknya bakal menghadapi tantangan dalam menumbuhkan kinerja untuk mengoptimalkan modal.
Pasalnya, dengan membagikan sebagian laba sebagai dividen, perseroan dapat memberikan pengembalian kepada pemegang saham, sambil menyisakan modal yang cukup untuk mengelola pertumbuhan dan kinerja perusahaan secara produktif.
Namun, pihaknya masih menunggu persetujuan dari pemegang saham untuk membagikan dividen interim
“Apabila kami disetujui untuk membagikan dividen, kami akan sangat sangat senang untuk melaksanakannya. Mudah-mudahanan mendapat persetujuan. Paling tidak ada dua kali, jadi ada dividen interim dulu dan dividen setelah RUPS ,” tuturnya.
Sebagai informasi, tebaran dividen tunai BRI menjadi yang terbesar di antara emiten perbankan lainnya. Apabila berkaca dalam lima tahun terakhir, tebaran dividen BRI juga terus meningkat.
Tercatat, jika dibandingkan dengan rasio dividen pada 2018, yakni sebesar 49%, maka terjadi peningkatan rasio tebaran dividen 36 basis poin (bps) di BRI hingga mencapai 85% pada tahun buku 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel