Bisnis.com, JAKARTA — Dana Pensiun Lembaga Keuangan PertaLife Insurance (DPLK) Pertalife meyiapkan strategi investasi khusus di tengah kondisi volatilitas pasar keuangan.
Pelaksana Tugas (Plt) 2 DPLK PertaLife Deny Kurniawan mengatakan pihaknya banyak menempatkan investasi pada instrumen pendapatan tetap. Jumlah investasi pada sektor ini mencapai 61%, sementara penempatan pada pasar uang hanya 31%.
“Secara internal kami punya satu kebijakan investasi yang sangat ketat, kami coba comply dengan ketemtuan. OJK punya guideline, tapi kami juga punya panduan investasi. Bahkan pemilihan seri obligasi atau penempatan pada bank itu kami sudsahditentukan jadi sangat ketat untuk penempatan portofolio,” kata Deny dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Untuk pendapatan tetap seperti obligasi, Deny mengatakan bahwa pihaknya menempatan investasi disesuaikan dengan demografi usia pensiun. Kebijakan ini penting bagi perseroan agar bisa mengoptimalkan penempatan invetasi dengan jangka waktu yang sesuai dengan demografi usia pensiun.
Deny mengatakan bahwa di tengah maraknya kasus dana pensiun (dapen) bermasalah, pihaknya ingin memastikan bahwa strategi investasi perseroan aman sehingga meningkatkan kepercayaan publik.
Tidak hanya itu, Direktur Utama PertaLife Insurance Hanindio W. Hadi mengatakan bahwa perusahaan juga meningkatkan manajeman internal dengan penerapan three line of defense.
Dia menyebut bahwa Board Of Director (BOD) DPLK PertaLife diisi oleh pegawai Pertamina aktif yang mendapatkan mandat. Menurutnya apabila direksinya dari internal akan lebih memiliki keterikatan emosional dibandingkan dengan orang luar.
“Kami mendapatkan tugas dari Pertamina untuk melakukan banyak pembenahan, umumnya kalau penugasan orangnya enggak berani macem-macem, beda sama misalnya kalau dari luar yang enggak punya keterikatan emosional dengan perusahaannya,“ ungkapnya.
Tidak hanya itu, dia memastikan bahwa orang-orang yang mengurus keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) juga merupakan mantan pejabat Pertamina dan PT Timah yang membuat manajamen perusahaan bisa lebih teratur.
DPLK PertaLife juga memperketat audit internal perusahaan, di mana perusahaan memiliki Satuan Pengawas Internal (SPI) yang kapan saja bisa masuk apabila terusik akibat dengan operasional.
“Itu internal audit bisa masuk ke PertaLife. Ini membuat rasa aman ekosistem BUMN terutama Pertamina dan PT Timah itu bisa lebih secure,” katanya.
Tidak hanya itu, Hanindio mengatakan perusahaan juga memiliki komite yanh dibentuk muntuk melakukan pengawasan investasi di DPLK PertaLife. Dia mengatakan komite berasal dari bagian keuangan, SDM, hingga serikat pekerja. Dengan demikian, sangat kuat untuk mengawasi perkembangan investasi.
“Kami enggak main-main, kami melakukan pengembangan yang luar biasa, harapan kami mudah-mudahan yang kami bangun bisa dioptimalkan oleh ekosistem grup dan secara domino efek menimbulkan kepercayaan bahwa ini BUMN terbesar punya pengelolaan dana pensiun yang secure,” ungkapnya.
DPLK Pertalife sebelumnya bernama DPLK Asuransi Jiwa Tugu Mandiri. Perubahan nama tersebut telah disahkan melalui Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-68/D.05/2023 tertanggal 27 Desember 2023.
Pada kuartal III/2023, DPLK Pertalife memiliki aset dana kelola atau Asset Under Management (AUM) sebanyak Rp4,9 triliun. Angka tersebut meningkat 14% dibandingkan dengan periode akhir 2022. Perinciannya 73% aset kelola tercatat pada Program Dana Kompensasi Pascakerja (DKP) dan 27% Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).
Dari jumlah kepesertaan, DPLK Pertalife memiliki sebanyak 57.736 peserta dengan rincian 31.541 peserta PPIP dan 26.195 program DKP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel