Bisnis.com, JAKARTA -- BTN Syariah diprediksi akan menjadi bank umum syariah terbesar kedua di Tanah Air usai merampungkan spin off dari unit usaha syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN).
Adapun, berdasarkan data OJK per September 2023 perbankan syariah mencatat total aset 831,95 triliun, tumbuh 10,94% secara tahunan. Bisnis bank syariah ini setara dengan 7,27% perbankan Tanah Air.
Capaian aset bank syariah ditopang oleh laju pembiayaan bank syariah yang moncer, di mana mencapai Rp564,37 triliun, tumbuh 14,66% dari tahun lalu.
Sementara itu, dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan syariah secara industri juga memiliki kinerja yang baik, yakni senilai Rp637,63 triliun dengan pertumbuhan 9,26% secara tahunan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan hal ini mencerminkan kepercayaan yang kuat terhadap layanan keuangan syariah.
“Kemudian, indikator permodalan, profitabilitas, likuiditas dan kualitas pembiayaan menunjukkan tren yang positif,” ujarnya dalam paparan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah (RP3SI) 2023-2027, Senin (27/11/2023).
Dari capaian industri ini, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) alias BSI menjadi pengelola aset bank syariah terbesar di Indonesia. Bank syariah hasil merger Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank BRI Syariah (BRIS) ini telah meraup aset Rp319,85 triliun pada September 2023, naik 14,23% secara tahuan.
Dengan capaian itu, porsi aset BSI terhadap keseluruhan aset industri bank syariah mencapai 38,45%. Peranan BSI yang kokoh ini tidak tergantikan, meski demikian di bawahnya terjadi pertarungan ketat. Adalah Bank Muamalat, yang kini berada pada urutan kedua sebagai bank umum syariah di Indonesia.
Muamalat yang juga bank syariah pertama di Indonesia tercatat asetnya tumbuh 10,7% (yoy) dari Rp59,8 triliun per 30 September 2022 menjadi Rp66,2 triliun pada tahun berikutnya.
Pertumbuhan aset ini ditopang oleh peningkatan penyaluran pembiayaan yang tumbuh 22,4% (yoy) menjadi Rp21,7 triliun.
Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan capaian aset yang jumbo ini sejalan dengan pertumbuhan laba yang signifikan hingga hampir dua kali lipat,“Raihan aset ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah bank pertama murni syariah ini berdiri,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, beberapa waktu lalu.
Ke depan, Bank Muamalat juga melakukan refocusing bisnis ke segmen ritel konsumer. Strategi ini dilakukan untuk bisnis yang berkelanjutan dan kinerja yang lebih sehat.
Kenaikan Bank Muamalat ini menggusur peringkat Unit usaha syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) atau CIMB Niaga Syariah yang sempat didapuk menjadi UUS kedua terjumbo di Tanah Air.
Kini, UUS BNGA memiliki aset Rp61,46 triliun pada kuartal III/2023, naik 3,36% secara tahunan (year on year/yoy). Di mana, porsi aset UUS terhadap aset CIMB Niaga secara bank only sudah mencapai 19,07% yoy.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara menyebut terus mengkaji mulai dari bisnis model hingga fokus segmen "Masih ada sekitar dua sampai tiga tahun lagi bagi CIMB Niaga untuk memenuhi peraturan tersebut," katanya pada awak media di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Kemudian, di urutan keempat, aset terjumbo dihuni oleh Unit usaha syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN Syariah yang telah meraup aset Rp48,41 triliun, naik 17,26% pada kuartal III/2023.
Capaian aset BTN Syariah disumbang penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp30,35 triliun pada kuartal III/2023, naik 17,94% yoy. Pembiayaan perumahan tercatat mendominasi dari keseluruhan penyaluran pembiayaan di BTN Syariah yang porsinya mencapai 97,43%.
Saat ini, BTN memang terus menyedot perhatian publik lantaran secara terbuka pihaknya sudah pasti bakal mengakuisisi satu bank syariah untuk memenuhi tuntutan OJK.
Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menyebut pishaknya udah mengirimkan letter of intent (LoI) pada dua objek bank syariah sejak awal November 2023 guna pemisahan atau spin off unit usaha syariah (BTN Syariah).
“UUS harapan kami di semester II tahun depan akan kami keluarkan dari BTN, dan digabungkan ke bank yang telah kami akuisisi. Kita harapkan ini menjadi bank terbesar nomor dua segmen syariah di Indonesia,” ujar Nixon dalam Public Expose Live, Rabu (29/11/2023).
Adapun, salah satu bank syariah yang dikabarkan dekat dengan aksi korporasi BBTN ini ialah PT Bank Muamalat Tbk.
Sehingga, bisa jadi posisi BTN Syariah yang kerap mengekor di bawah UUS CIMB Niaga (BNGA) bakal mengejar BSI berada di urutan kedua.
Misal, jika benar BTN mengakuisisi Bank Muamalat, maka ini dapat memperbesar aset yang jumlahnya mencapai Rp114,61 triliun. Jika dirinci, aset Bank Muamalat sebesar Rp66,2 triliun per September 2023, sementara BTN Syariah membukukan Rp48,41 triliun.Selanjutnya, nama lain yang muncul unyuk menduduki puncak kelima adalah Unit Usaha Syariah PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII).
Tercatat, sepanjang paruh pertama 2023, total aset UUS Maybank mencapai Rp43,29 triliun pada Juni 2023, naik sebesar 5,23% dibanding raihan aset sebelumnya Rp41,14 triliun pada Juni 2022.
Aset Maybank itu juga telah berkontribusi terhadap 28,16% dari total aset bank only milik Maybank. Dengan aset mendekati Rp50 triliun, Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan saat ini perbankan bakal mengikuti regulasi yang berlaku jika aset mereka mendekati atau mencapai batas yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
“Kami akan terus memantau perkembangan aset dan melakukan persiapan lebih lanjut, jika perkembangan aset UUS mendekati ambang batas yang telah ditetapkan,” ujarnya usai agenda Konferensi Pers Sharia Wealth Management, Senin (25/9/2023).
Terakhir, di posisi keenam tercatat PT Bank Permata Tbk. (BNLI) yang juga menjadi salah satu pemain UUS yang juga memiliki aset bernilai jumbo dan berpotensi untuk di-spin off. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, aset UUS Bank Permata mencapai Rp37,54 triliun per September 2023 (year-on-year/yoy), naik 18,78% dari sebelumnya Rp31,6 triliun per September 2022.
Pembiayaan dari Permata Syariah juga tembus Rp22,62 triliun, naik 20,8% dibanding tahun lalu yakni Rp18,73 triliun.
Direktur Unit Usaha Syariah Permata Bank Herwin Bustaman mengatakan Permata Syariah sejauh ini masih akan terus berkomitmen agar terus tumbuh dan tetap mematuhi peraturan dari regulator.
“Yang harus diperhatikan kalau nanti di spin off, modal bakal terbatas, jadi [kajian soal spin off] harus di tes dulu, model bisnis mana yang profitable,” ujarnya pada awak media dalam Public Expose, Kamis (23/11/2023).
Herwin mengatakan Bank Pertama juga bakal terus mengevaluasi model bisnis mana yang memang potensial ke depan.
Pasalnya, kemungkinan besar bila sudah menjadi BUS, maka dengan modal yang terbatas, pihaknya harus menyesuaikan segmen yang sesuai. Kondisi ini berbeda, jika Permata Syariah masih menjadi UUS, di mana mereka masih bisa menggarap nasabah korporasi.Sebagai informasi, tuntutan spin off datang setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Unit Usaha Syariah (POJK UUS).
Aturan ini merupakan bagian tindak lanjut dari Undang-undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) Pasal 68 mengenai ketentuan pemisahan UUS, konsolidasi, dan sanksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel