Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) mengumumkan pengunduran diri Pamitra Wineka dari posisinya sebagai Komisaris Independen.
Pengunduran diri tersebut akan disahkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan memutuskan permohonan Pamitra Wineka.
Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Aditya Windarwo yang mewakili segenap jajaran manajemen mengucapkan terima kasih kepada Pamitra Wineka atas arahannya selama menjabat sebagai Komisaris Independen. Sebagai informasi, BBYB akan menyelenggarakan RUPS berkaitan dengan pengunduran diri Pamitra Wineka sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Tidak ada dampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Perseroan dari pengunduran diri ini,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Jumat (1/12/2023)
Selama periode menjabat, Pamitra Wineka berperan dalam mengawasi dan menilai strategi, serta memberikan arahan terkait proses transformasi Bank Yudha Bhakti menjadi Bank Neo Commerce.
Dirinya ditetapkan sebagai Komisaris Independen BNC pada RUPSLB pada tanggal 30 September 2020 dan efektif menduduki jabatannya pada 3 Agustus 2021. Pamitra Wineka meraih gelar Sarjana Sains dari Institut Teknologi Bandung pada 2010 dan Magister Sains di University of Illinois Urbana-Champaign pada 2012.
“Menjadi bagian dalam proses transformasinya dari sebuah bank konvensional selama puluhan tahun, hingga menjadi salah satu bank dengan layanan digital terlengkap di Indonesia sangatlah membanggakan,” ujar Pamitra.
Berdasarkan laporan keuangan, BBYB telah mencatatkan penyusutan rugi bersih menjadi Rp566,06 miiliar pada kuartal III/2023. Capaian ini susut 5,84% dibandingkan rugi bersih periode tahun lalu yaitu Rp601,17 miliar.
Penyusutan kerugian bank didorong oleh peningkatan pesat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) hingga 102,86% secara tahunan (yoy) menjadi Rp2,21 triliun per September 2023 dari yang sebelumnya Rp1,09 triliun per September 2022.
Pendapatan lainnya pun melonjak hingga 362,98% secara tahunan menjadi Rp332,68 miliar per kuartal III/2023 dari Rp71,86 miliar per kuartal III/2022.
Bahkan, dari pos beban promosi terpantau susut 73,39%, dari yang sebelumnya Rp270,67 miliar per September 2022 menjadi Rp72,02 miliar per September 2023.
Di samping itu, bank diketahui makin efisien, terlihat dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang berhasil dipangkas 1.406 bps menjadi 116,91% dari level 130,97%.
Kemudian, perseroan juga mencatatkan portofolio kredit melesat 22,73% mencapai Rp10,97 triliun dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp8,93 triliun.
Sejalan dengan hal tersebut, total aset bank hingga September 2023 tercatat meningkat 21,58% yoy menjadi Rp19,45 triliun dibanding periode tahun lalu Rp15,99 triliun. Lalu, dari segi pendanaan, BBYB telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp15,3 triliun pada kuartal III/2023, naik 20,76% yoy.
Sementara rasio dana murah atau current account savings account (CASA) BBYB sebesar 27,04% dari total DPK atau setara dengan Rp4,14 triliun per September 2023, tumbuh 21,76% dari sebelumnya Rp3,39 triliun per September 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel