Bisnis.com, JAKARTA - Ketika menjalankan sholat, kekhusyuan adalah hal yang sangat diharapkan. Namun, sebagai manusia, seringkali terganggu dan kurang fokus dalam melaksanakan ibadah tersebut.
Tak jarang, ragu dan kekhawatiran muncul, terutama terkait kelengkapan gerakan shalat. Dalam situasi seperti ini, apakah hukumnya dan bagaimana langkah yang tepat, apakah perlu sujud sahwi atau tidak?
Hukum dan Rujukan dalam Sujud Sahwi
Dikutip dari NU Online mengenai hukum sujud sahwi ini secara lugas dijelaskan dalam kitab Hasyiyah al-Bujairam sebagai berikut:
وأسبابه خمسة ، أحدها ترك بعض .ثانيها : سهو ما يبطل عمده فقط . ثالثها : نقل قولي غير مبطل . رابعها : الشك في ترك بعض معين هل فعله أم لا ؟ خامسها : إيقاع الفعل مع التردد في زيادته
“Sebab kesunnahan melakukan sujud sahwi ada lima. Yaitu meninggalkan sunnah ab’ad, lupa melakukan sesuatu yang akan batal jika dilakukan dengan sengaja, memindah rukun qauli (ucapan) yang tidak sampai membatalkan, ragu dalam meninggalkan sunnah ab’ad, apakah telah melakukan atau belum dan yang terakhir melakukan suatu perbuatan dengan adanya kemungkinan hal tersebut tergolong tambahan” (Syekh Sulaiman al-Bujairami, Hasyiyah al-Bujairami, juz 4, hal. 495).
Sementara itu, Rasulullah Saw menjelaskan hikmah dari pelaksanaan sujud sahwi dan penambahan rakaat pada permasalahan tersebut.
إذا شك أحدكم فلم يدر أصلى ثلاثا أم أربعا فليلق الشك وليبن على اليقين وليسجد سجدتين قبل السلام ، فإن كانت صلاته تامة كانت الركعة ، والسجدتان نافلة له ، وإن كانت ناقصة كانت الركعة تماما للصلاة ، والسجدتان يرغمان أنف الشيطان
“Ketika kalian ragu, tidak ingat apakah telah melakukan shalat tiga rakaat atau empat rakaat maka buanglah rasa ragu itu dan lanjutkanlah pada hal yang diyakini (hitungan tiga rakaat) dan hendaklah melakukan sujud dua kali sebelum salam. Jika shalat tersebut sempurna maka tambahan satu rakaat dihitung (pahala) baginya dan dua sujud merupakan kesunnahan baginya, jika ternyata shalatnya memang kurang satu, maka tambahan satu rakaat menyempurnakan shalatnya dan dua sujud itu untuk melawan kehendak syaitan.” (HR. Abu Daud)
Dari berbagai hadis, dapat disimpulkan bahwa:
- Bila ragu tentang jumlah rakaat, pelaksanaan gerakan shalat, atau kekurangan dalam shalat, hendaklah melakukan sujud sahwi.
- Sujud sahwi dapat dilakukan sebelum atau setelah salam tergantung pada waktu ketika penyebabnya diketahui.
- Saat ragu antara dua pilihan (misalnya, ragu antara dua atau satu rakaat), lebih baik mengambil pilihan yang lebih sedikit.
- Jika ada kekurangan dalam gerakan shalat, tambahkan gerakan yang terlewatkan tersebut.
- Sujud sahwi dilakukan dalam kondisi tertentu, seperti lupa jumlah rakaat, kekurangan gerakan shalat, atau kebingungan mengenai gerakan shalat yang terlewatkan atau kurang.
Tata Cara Melakukan Sujud Sahwi
Sujud sahwi dilakukan dengan dua sujud tambahan pada akhir shalat, baik sebelum atau sesudah salam. Langkah-langkahnya meliputi:
- Jika terdapat kekurangan jumlah rakaat, tambahkan rakaat yang kurang terlebih dahulu.
- Ucapkan takbir sebelum sujud, kemudian sujud pertama, lalu bangkit dari sujud, dan kemudian sujud kedua.
- Setiap perubahan gerakan, baik sujud atau bangkit dari sujud, selalu dimulai dengan takbir.
Bacaan Sujud Sahwi
سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُوْا
Latin: "Subhana man laa yanaamu walaa yashu"
Artinya: “Maha Suci Allah yang tidak tidur dan tidak lupa.”
Mengingat pentingnya menjaga kekhusyuan dan kelengkapan shalat, memahami hukum, tata cara, dan doa sujud sahwi merupakan bagian penting dari upaya kita untuk memperbaiki dan melengkapi ibadah kita sesuai tuntunan agama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel