Akhirnya Sekjen PBB Tekan 'Tombol Panik' untuk Perang di Gaza

Bisnis.com,07 Des 2023, 03:27 WIB
Penulis: Farid Firdaus
Sekjen PBB Antonio Guterres/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Dalam sebuah tindakan yang jarang terjadi, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menggunakan Pasal 99 (article 99) Piagam PBB, yang memaksa Dewan Keamanan PBB untuk menangani perang di Gaza.

Antonio Guterres memperingatkan anggota Dewan Keamanan PBB (UNSC) mengenai risiko besar kehancuran kemanusiaan di Gaza. Dia menggunakan Pasal 99, yang memungkinkan dia menyampaikan kepada mereka apa pun yang menurutnya dapat mengancam perdamaian dan keamanan internasional.

Mengutip BBC, Kamis (7/12/2023), PBB mengatakan 600.000 orang berada di bawah perintah evakuasi di Gaza selatan namun tidak ada tempat untuk pergi karena tempat penampungan sangat penuh.

António Guterres menulis bahwa setiap warga sipil di Gaza menghadapi bahaya besar karena tidak ada tempat yang aman dan tidak ada perlindungan efektif terhadap warga sipil karena sistem layanan kesehatan runtuh dan rumah sakit diubah menjadi medan pertempuran

Tanpa tempat berlindung atau kebutuhan pokok untuk bertahan hidup bagi warga Gaza, dan ketika Israel terus melakukan pemboman, Guterres menulis bahwa ia memperkirakan ketertiban umum akan segera runtuh, karena kondisi yang menyedihkan, sehingga bantuan kemanusiaan yang terbatas sekalipun tidak mungkin dilakukan.

Guterres mengakhiri suratnya dengan mengatakan bahwa komunitas internasional mempunyai tanggung jawab untuk menggunakan seluruh pengaruhnya guna mencegah eskalasi lebih lanjut dan mengakhiri krisis ini, serta memperbarui seruannya untuk gencatan senjata kemanusiaan.

Pada Selasa (5/12/2023), Israel mengatakan pasukannya telah mencapai jantung kota Khan Younis atau kota terbesar di selatan Gaza pada hari pertempuran paling intens dalam operasi daratnya.

Serangan Hamas yang memicu perang ini menewaskan 1.200 orang, dan sekitar 240 lainnya disandera.

Saksi mata mengatakan bahwa pasukan Israel mengepung kamp Jabalia di Jalur Gaza utara dari segala arah, meningkatkan serangan udara terhadap kamp tersebut.

Khalil Abu Qamar, yang tinggal di lingkungan al-Faluja, salah satu lingkungan terbesar di kamp tersebut, mengatakan ledakan tidak berhenti selama dua hari, puluhan orang tewas dan lainnya terjebak di bawah reruntuhan bangunan tempat tinggal.

“Pagi ini, saudara laki-laki saya tewas dalam serangan udara saat dia bergegas menyelamatkan tetangga yang rumahnya dibom. Kami tidak bisa menguburkannya di pemakaman keluarga karena terlalu berisiko dan kami harus menguburkannya di halaman dekat rumahnya,” kata Abu Qamar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini