Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dan PT Bank Muamalat Tbk. terus mengoptimalkan layanan payroll untuk mendorong peningkatan dana murah atau Current Account and Saving Account (CASA)
Direktur Retail Banking BSI Ngatari mengatakan layanan payroll mampu mengoptimalkan pengelolaan bagi hasil. Menurutnya, langkah tersebut dinilai efektif dan sesuai dengan target perseroan untuk meningkatkan customer based di tahun ini.
“Ini juga sejalan dengan rencana kami mengoptimalisasi layanan digital melalui BSI Mobile yang terkoneksi dengan semua rekening yang dimiliki nasabah,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (7/12/2023).
Adapun, kala BSI fokus dalam menggarap bisnis payroll, diharapkan dapat memperkuat likuiditas perseroan, melengkapi produk tabungan wadiah yang memiliki impact cost of fund yang rendah serta menguntungkan nasabah karena tidak adanya biaya administrasi bulanan.
Sebagaimana diketahui, layanan payroll di BSI terkoneksi dengan sistem cash management yang dapat digunakan perusahaan untuk mengelola keuangan secara efektif dan efisien.
Dari sisi korporasi, dengan adanya strategi ini, perusahaan yang menjadi nasabah juga dapat meningkatkan efisensi, terutama untuk mengatur jadwal pembayaran dan transaksi bisnis melalui layanan cash management korporat.
“Dengan demikian, cashflow perusahaan dapat dikelola dengan baik,” ucap Ngatari.
Lebih lanjut, dengan adanya payroll, nasabah dapat memanfaatkan pembiayaan BSI untuk kepemilikan rumah, kendaraan maupun untuk pembiayaan multiguna, emas dan juga UMKM.Tercatat, hingga September 2023, tabungan bisnis menjadi salah satu enabler pertumbuhan dana perseroan dengan persentase pertumbuhan sebesar 134,41%.
BRIS juga membukukan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp262 triliun. Di mana, dari angka tersebut, komposisi dana murah berupa tabungan sebesar Rp115 triliun dan giro Rp42 triliun.
Hal serupa juga dilakukan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. yang melakukan refocusing bisnis ke segmen ritel konsumer. Strategi ini dilakukan untuk bisnis yang berkelanjutan dan kinerja yang lebih sehat.
Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan perlahan akan memperbaki proses bisnis. Menurutnya, dengan shifting ke segmen ritel konsumer, diharapkan margin yang didapat lebih tebal dengan risiko yang tersebar.
“Kalau dulu kan kita ke korporasi saja, nah sebagai contoh sekarang mulai kita juga mulai memasuki bisnis payroll-nya yang berasal dari karyawannya,” ujarnya dalam agenda Media Visit di Bisnis Indonesia beberapa waktu lalu.
Saat ini, tercatat Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Muamalat tumbuh positif sebesar 6,9% (yoy) menjadi Rp48,1 triliun per 30 September 2023. Adapun, peningkatan ini didukung oleh kenaikan dana murah atau CASA yang meningkat 2,7% (yoy). Kenaikan terbesar terjadi pada giro yang tumbuh sebesar 13,0% (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel