15 Puisi Natal Menyentuh Hati untuk Perayaan 2023

Bisnis.com,08 Des 2023, 15:11 WIB
Penulis: Rendi Mahendra
Kumpulan puisi tema Hari Natal yang menyentuh hati./freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Puisi Natal menjadi sarana untuk mengungkapkan makna spiritual dan pentingnya peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Melalui kata-kata yang indah, puisi menggambarkan pesan kebaikan, kasih, dan harapan yang dibawa oleh kelahiran sang Penyelamat.

Selain itu, Puisi Natal mengabadikan nilai-nilai penting Natal seperti cinta, perdamaian, kerohanian, kesederhanaan, dan pengorbanan. Ini menjadi cara untuk mewariskan tradisi dan nilai-nilai ini kepada generasi berikutnya.

Kata-kata yang indah dan permainan bahasa dalam puisi Natal dapat menginspirasi dan membawa kebahagiaan bagi para pembacanya. Mereka dapat merangsang imajinasi, menggambarkan suasana Natal, serta menciptakan nuansa yang mempesona dan menghangatkan hati.

Bahkan Puisi Natal seringkali mengandung pesan kemanusiaan, persaudaraan, dan kebaikan hati. Mereka menekankan pentingnya perdamaian, persatuan, dan mengajak untuk peduli terhadap sesama. Berikut ini Puisi Natal yang meyentuh hati dari penyair terknal.

Puisi Natal Menyentuh Hati dari Penyair Terkenal

Oleh: Joko Pinurbo

Bulan terendam banjir di depan rumah, 

bulat cerah seperti bola mainan masa bocah. 

Dipungut ibu, dicuci

dengan sabun mandi,

dan diberikan kepada anak-anaknya

agar mereka dapat menyambut Natal

dengan gembira di tengah wabah dan bencana,

 

di tengah sengkarut kata,

di tengah cinta yang porak poranda, 

di tengah sengketa yang tak ada habisnya.

(Epigram 60)

 

Oleh: Sitor Situmorang

Ia menyeret diri dalam lumpur

mengutuk dan melihat langit gugur

Jenderal pemberontak segala zaman,

Kuasa mutlak terbayang di angan!

 

Tapi langit ditinggalkan merah,

pedang patah di sisi berdarah,

Tapi mimpi selalu menghadang,

Akan sampai di ujung: Menang!

 

Sekeliling hanya reruntuhan.

Jauh manusia serta ratapan,

Dan di hati tersimpan dalam:

Sekali ‘kan dapat balas dendam!

 

Saat bumi olehnya diadili,

dirombak dan dihanguskan,

Seperti Cartago, habis dihancurkan,

dibajak lalu tandus digarami.

 

Tumpasnya hukum lama,

Menjelmanya hukum Baru,

Ia, yang takkan kenal ampun,

Penegak Kuasa seribu tahun!

(1955)

 

Oleh: Sitor Situmorang 

Seorang mempunyai 100 domba,

Seekor hilang, lalu ia pergi mencari,

Turun gunung, naik gunung negeri,

Domba 99 tinggal, tak punya gembala.

 

Di sebuah ngarai menguak domba hilang,

Terjepit di antara semak-semak berduri,

Si gembala turun, mengambil si malang,

Digendongnya, seperti menggendong bayi.

 

Ia pun berpesta, mengundang teman-teman,

Orang datang, tapi semua pada heran,

Bisik orang meninggalkan 99 domba,

Mencari seekor yang tak tentu rimbanya.

 

Berkata tuan rumah: Kamu kuundang

Bergembira di rumah saya, oleh karena

Dombaku yang hilang telah jumpa!

Tapi aku tahu, kamu semua tercengang.

 

Bahwa aku meninggalkan yang 99,

Mencari seekor di ladang dan hutan,

Sesungguhnyalah aku lebih bahagia,

Karena seekor ini telah jumpa,

 

Karena yang satu ini telah tersesat,

Sekarang bersama yang lain selamat!

Oleh: George MacDonald

Mereka semua mencari seorang raja

Membantai musuh mereka dan mengangkat mereka;

Engkau datang, seorang bayi kecil

Kedatangan-Mu membuat seorang perempuan menangis.

 

O, Anak manusia, luruskan hidup saya yang sia-sia

Kehadiran-Mu memberi arti;

Bukan karena roda-roda-Mu di jalan,

Juga bukan karena lautan yang Kau arungi!

 

Engkau tidak peduli bagaimana atau siapa saya,

Bahkan Engkau turun ke dunia

Untuk menjawab semua kebutuhan saya,

Ya, setia doa yang telah dipanjatkan.

Oleh: Sarlen Julfree Manurung

Satu hari di bulan Desember

Dentang lonceng Gereja riuh bersahutan

Memanggil, mengundang anak-anak Tuhan untuk datang

“Mari masuk, mari semuanya masuk…”

Pintu Rumah Tuhan telah terbuka

 

Terbuka untukku, untuk kamu, untuk mereka, untuk kita semua,

Sehingga kita bisa larung dalam sukacita,

Bersama-sama merayakan, lahirnya bayi Yesus di Bethlehem

Raja di atas segala raja, Tuhan, Juru Selamat manusia

Puisi Natal Menyentuh Hati

Di malam yang sunyi, bintang berkilau,

Menyinari langit, cahaya merayu.

Di mana damai, dalam hati kita saling cinta,

Natal tiba, memancarkan sinar yang abadi.

Dingin angin berhembus, malam tiba,

Diiringi nyanyian gembira di balik jendela.

Bintang-bintang bersinar, malam yang bercahaya,

Natal membawa sukacita, ceria menyapa.

Dengarlah suara lonceng berdenting,

Menyambut hadirnya bayi dalam palungan.

Cinta yang dibawa dalam kelahiran,

Menyinari dunia dengan harapan.

Di saat salju turun dan malam tiba,

Dalam hati kita rasa yang sama.

Bersatu dalam doa dan kebahagiaan,

Natal membawa harmoni di setiap jalan.

Di dalam hatiku ada kehangatan,

Malam Natal membawa perasaan yang sama.

Cahaya lilin menyala terang,

Mengingatkan bahwa kita adalah satu.

Di bawah pohon cemara yang bersemi,

Natal menyatukan hati yang terpisah.

Anak-anak tertawa, bahagia dalam suasana,

Cinta dan damai meliputi semua lapisan.

Kisah yang diceritakan sejak zaman dahulu,

Kelahiran sang Penyelamat, cahaya terang dalam gulita.

Di malam yang tenang, kasih menyala,

Natal membawa pesan yang tak pernah pudar.

Di bulan Desember yang berhias,

Pesona Natal hadir memikat hati.

Kelap-kelip lampu berwarna-warni,

Menghadirkan keajaiban di setiap taman.

Dalam mata anak-anak yang bersinar,

Natal membawa rasa cinta yang nyata.

Kesederhanaan di balik hadirnya cahaya,

Mengingatkan kita tentang makna sejati Natal.

Biarlah cinta kita menjalar,

Di antara saudara, tetangga, dan orang lain.

Berbagi kasih, kebahagiaan, dan harapan,

Natal menjadi waktu yang penuh berkah dan damai.

Itulah kumpulan puisi tema Hari Natal yang menyentuh hati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rendi Mahendra
Terkini