Transaksi Digital Ngebut, Perbankan Tanah Air Siapkan 'Senjata' Baru

Bisnis.com,08 Des 2023, 08:53 WIB
Penulis: Arlina Laras
Tim Jelajah Sinyal 2023 melakukan pembayaran menggunakan fasilitas QRIS di salah satu kedai makan di Kefamenanu, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (27/11/2023)/JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, JAKARTA -- Pembayaran digital menjadi primadona masyarakat. Lantas, seperti apa proyeksi ke depan?

Berdasarkan ramalan Bank Indonesia (BI), otoritas memproyeksi transaksi digital di perbankan bakal terus mengalami peningkatan yang pesat, baik pada 2024 maupun 2025.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital akan tetap kuat, terutama didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.  

“Ekonomi keuangan digital meningkat pesat. Transaksi e-commerce, digital banking, uang elektronik tumbuh tinggi,” katanya dalam acara Pertemuan Tahunan BI, Rabu (29/11/2023). 

BI memperkirakan, nilai transaksi digital banking akan terus tumbuh, sebesar 23,2% pada 2024 hingga mencapai Rp71.584 triliun. Lebih lanjut, nilai transaksi digital banking diperkirakan tumbuh 18,8% pada 2025 menjadi Rp85.044 triliun. 

Adapun, pada kuartal III/2023, BI mencatat nilai transaksi digital banking mencapai Rp14.971,28 triliun atau tumbuh sebesar 11,51% yoy. Pada periode yang sama, volume transaksi digital banking tumbuh sebesar 36% mencapai 4,22 miliar. 

Untuk tahun ini, nilai transaksi digital banking diperkirakan mencapai Rp58.124 triliun, tumbuh 10,6% dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini pun diamini perbankan Tanah Air. Bahkan, aroma optimism soal suburnya transaksi digital dalam dua tahun mendatang, sudah tercium sejak saat ini. 

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) misalnya yang mencatat tren transaksi digital di Livin' by Mandiri kala memasuki kuartal IV/2023 mengalami peningkatan yang signifikan

SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan hal ini tercermin dari nilai transaksi yang mengalami kenaikan diatas 50% secara tahunan dan tren ini akan terus berlanjut pada 2024 dan 2025 

“Selain dari nilai transaksi, transaksi digital banking Livin' by Mandiri juga mengalami kenaikan hingga di atas 30% secara tahunan,” ujarnya pada Bisnis, Kamis (7/12/2023).

Adapun, menurutnya pada tahun depan, tentu pertumbuhan digital banking akan semakin melaju dan berkembang. Apalagi, melihat transaksi yang dilakukan oleh nasabah Mandiri yang sebagian besar sudah dilakukan secara digital. 

Kata Thomas, untuk bisa meneruskan pertumbuhan yang positif ini, pihaknya sudah mulai ancang-ancang menyediakan penawaran promosi, diskon, atau insentif lainnya yang seringkali diberikan untuk transaksi digital.

 “Mandiri juga mengembangkan berbagai fitur inovatif untuk mempermudah dan menunjang kebutuhan, baik dari financial dan lifestyle,” tuturnya. 

Lebih lanjut, dia menyebut dari aspek keamanan juga ditingkatkan sebagai kebutuhan utama pada layanan digital, seperti otentikasi dua faktor dan enkripsi. 

Tercatat, nilai transaksi nasabah melalui Livin’ by Mandiri berhasil menembus Rp 2.600 triliun pada sepuluh bulan pertama 2023, melesat 36% YoY selaras dengan kebutuhan transaksi finansial nasabah. Sedangkan untuk layanan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri, telah berhasil mengelola Rp 13.950 triliun transaksi hingga September 2023 atau tumbuh 1,3 kali lipat sejak rilis pada Oktober 2021. 

Senada dengan Bank Mandiri, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga melihat tren digitalisasi semakin meningkat setelah pandemi, di mana semua terhubung ke internet, dan banking from anywhere telah menjadi standar baru bagi operasional perbankan. 

EVP Corporate Communication and Social Responsibility Hera F. Haryn menyebut hampir seluruh transaksi BCA, atau sekitar 99,7% dari total transaksi telah dilakukan secara digital. 

Kanal mobile banking mencatatkan kenaikan frekuensi transaksi tertinggi, yaitu tumbuh sebesar 43,4% YoY mencapai 15,5 miliar transaksi.

Sementara itu, nilai transaksi mobile banking juga membukukan pertumbuhan hingga 25,8% YoY mencapai Rp4.987 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2023. Jumlah pengguna layanan mobile banking juga tumbuh hingga 23% YoY mencapai 30,8 juta.

“BCA juga telah mempersiapkan aplikasi myBCA untuk menjadi aplikasi pelayanan terintegrasi masa depan,” katanya pada Bisnis

Terbaru, inovasi fitur Paylater BCA ini juga akan menjadi salah satu upaya memperkuat ekosistem digital di myBCA.

Selain memperluas ekosistem, Hera juga sempat menuturkan bahwa BCA terus memperkuat keamanan transaksi bagi para nasabah. Mulai dari investasi pengamanan berlapis untuk sistem digital BCA, dan secara periodik melakukan assesment dengan ahli IT untuk menebus sistem BCA. 

"Jadi kami bekerja sama dengan mereka [ahli IT] untuk menebus sistem BCA untuk mengetahui seberapa kuat sistem BCA," ujarnya dalam Public Expose pekan lalu.

Sebelumnya, Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim juga menekankan, tak hanya perbankan, akan tetapi isu cyber memang kerap melekat di semua industri digital.“Capital expenditures kita di 2021, 2022 2023 naiknya sudah 3 kali lipat lebih,” ucapnya.Di sisi lain, SEVP Digital Business PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) Rian Eriana Kaslan sendiri tengah mempersiapkan terobosan inovasi dari perseroan untuk nasabah dengan menggunakan prinsip customer centric.

“Inovasi ini juga tentunya diharapkan dapat memberikan pertumbuhan bisnis digital BNI yang signifikan,” katanya pada Bisnis, Kamis (7/12/2023).

Tercatat, jumlah pengguna BNI Mobile Banking mengalami peningkatan 20% secara tahunan, transaksi mengalami peningkatan transaksi sebesar 75% yoy, sedangkan nilai transaksi tumbuh lebih dari 50% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini