Bisnis.com, JAKARTA — PT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk. (LIFE) mengungkap strategi investasi di tengah kebijakan suku bunga tinggi bank sentral. Bank Indonesia (BI) telah menetapkan bunga acuan 6% sejak Agustus 2023.
Hadi Setiawan, Head of Investment MSIG Life melihat bahwa kenaikan tersebut dilakukan oleh BI untuk menjaga nilai tukar rupiah di tengah tingginya suku bunga dunia. “Menghadapi kondisi ini, MSIG Life pun senantiasa melakukan pengawasan pada setiap kondisi ekonomi guna menentukan strategi investasi yang optimal bagi perusahaan dan nasabah,” kata Hadi kepada Bisnis, Jumat (8/12/2023).
Ke depannya, Hadi mengatakan perseroan melihat prospek pertumbuhan ekonomi yang cenderung stabil serta ekspektasi akan penurunan suku bunga BI. Dengan demikian, lanjut dia, perusahaan memandang situasi tersebut sebagai kesempatan untuk mengakumulasi pembelian Surat Utang Negara (SUN) baik jangka pendek maupun panjang.
Adapun per September 2023, MSIG Life menempatkan instrumen investasi paling banyak ke obligasi pemerintah dengan proporsi sebesar 49%. Ini juga sudah termasuk dengan investasi Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) atau unit linked.
“Sementaras selebihnya adalah pada instrumen saham 18%, obligasi korporasi 16%, deposito berjangka 9%, reksa dana 8%,” ungkap Hadi.
Dalam laporan keuangan MSIG Life per Oktober 2023, perseroan memiliki jumlah aset investasi sebanyak Rp12,07 triliun.
Investasi tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan RI sebanyak Rp6 triliun, kemudian Rp2,1 triliun saham. Lalu ada obligasi korporasi sebanyak Rp1,9 triliun, deposito berjangka Rp963 miliar, serta reksadana Rp920 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel