Dampak Stunting, Ciri-ciri, Penyebab hingga Datanya di Indonesia

Bisnis.com,11 Des 2023, 15:11 WIB
Penulis: Rendi Mahendra
Mengenal apa itu Stunting, Pengertian, Ciri-ciri, Penyebab hingga Datanya di Indonesia/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Stunting telah menjadi perhatian serius di Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO) dalam definisinya, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Ini ditandai dengan tinggi badan atau panjang yang berada di bawah standar usia.

Faktor-faktor seperti asupan nutrisi yang tidak mencukupi dan infeksi berulang menjadi pemicu utama kondisi ini. Namun, penting untuk memahami bahwa tidak semua balita pendek dapat dikategorikan sebagai stunting, namun anak yang stunting pasti memiliki masalah pertumbuhan.

Apa itu Stunting?

Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021, stunting merujuk pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Hal ini tercermin pada tinggi atau panjang badan anak yang berada di bawah standar yang ditetapkan oleh kementerian yang mengurusi urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Kementerian Kesehatan mendefinisikan stunting dengan memperhatikan nilai z-score anak balita, dengan nilai kurang dari -2.00 SD (stunted) dan bahkan kurang dari -3.00 SD (severely stunted).

Stunting menunjukkan gangguan pertumbuhan yang tidak sesuai dengan standar, yang berpotensi menyebabkan dampak negatif pada anak, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Penyebab Stunting

Stunting merupakan masalah serius yang disoroti oleh Presiden Republik Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021.

Faktor utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak. Banyak orang tidak menyadari bahwa tinggi pendeknya anak dapat menjadi tanda adanya masalah gizi yang berlangsung dalam jangka panjang.

Penyebab Stunting Lainnya

Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan stunting meliputi kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi sebelum hamil, sanitasi lingkungan yang buruk, keterbatasan akses pelayanan kesehatan, dan adanya penyakit yang menghambat penyerapan nutrisi.

Ciri-ciri Stunting

Terdapat beberapa ciri khas yang dapat membantu mengidentifikasi atau mengenali kemungkinan adanya stunting pada anak, berikut ciri-ciri stunting:

Ciri-ciri ini dapat menjadi petunjuk awal untuk memeriksa lebih lanjut apakah anak mengalami stunting. Penting untuk mengonfirmasi dan melakukan konsultasi medis dengan dokter atau tenaga kesehatan yang berpengalaman untuk diagnosis yang lebih akurat dan penanganan yang tepat

Dampak Stunting

Dampak stunting terbagi menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Pada jangka pendek, stunting memengaruhi pertumbuhan fisik anak dengan tinggi badan di bawah rata-rata sebayanya.

Gangguan pada perkembangan otak juga berdampak pada perkembangan kognitif anak yang berpotensi menurunkan kecerdasan. Di sisi lain, pada jangka panjang, stunting berhubungan dengan peningkatan risiko terkena penyakit seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, kanker, stroke, dan disabilitas di usia tua.

Stunting juga dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara karena anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

Pencegahan dan Pengobatan Stunting

Untuk mencegah stunting, perlu dilakukan upaya bersama lintas sektor. Ini melibatkan pemenuhan gizi, pemeriksaan kesehatan rutin, perhatian terhadap pola makan anak, menjaga sanitasi lingkungan, dan memberikan edukasi serta penyuluhan bagi para ibu terkait stunting.

Cara Mengobati Stunting

Pengobatan stunting bertujuan untuk memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan anak yang terhambat. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengobatan stunting meliputi:

Cara Mencegah Stunting

Untuk mengatasi stunting, perlu kerjasama lintas sektor. Upaya pencegahan stunting meliputi:

Pemenuhan Gizi:

Pemeriksaan Kesehatan Rutin:                              

Pola Makan Anak:

Sanitasi Lingkungan:

Edukasi dan Penyuluhan:

Untuk pengobatan stunting, jika anak sudah terdiagnosis menderita stunting, langkah-langkah yang dapat dilakukan meliputi:

Terapi Awal:

Edukasi Keluarga:

Data Stunting di Indonesia

Stunting, sebuah permasalahan serius dalam kesehatan anak, masih menjadi kenyataan yang memprihatinkan di Indonesia, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.

Data dari survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan mengungkapkan angka prevalensi stunting pada balita di Indonesia mencapai 21,6% pada tahun 2022. Walaupun terjadi penurunan dari tahun sebelumnya, angka ini masih di atas standar yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mematok prevalensi stunting di bawah 20%.

Menurut survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas pada awal April 2023, beberapa faktor menjadi penyebab utama terjadinya stunting pada anak-anak di Indonesia. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden, sekitar 32,4%, menilai bahwa asupan makanan yang kurang bergizi menjadi penyebab utama terjadinya stunting pada anak-anak di tanah air.

Sebanyak 28,2% dari responden juga menyatakan bahwa stunting disebabkan oleh kurangnya gizi pada ibu hamil. Selain itu, faktor genetik (16,2%), kebersihan yang tidak terjaga (4,8%), infeksi virus atau bakteri (4,1%), dan tingkat ekonomi yang rendah (2,8%) juga disebutkan sebagai penyebab lain dari kondisi stunting pada anak.

Untuk mengatasi masalah stunting ini, peran orang tua sangat penting dalam memastikan kebutuhan gizi anak terpenuhi dengan baik. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah memberikan ASI eksklusif kepada bayi di bawah usia enam bulan, melakukan pemeriksaan rutin pertumbuhan dan kesehatan anak di posyandu, memberikan makanan pendamping ASI yang bergizi, serta memberikan suplemen makanan dan vitamin secara teratur kepada anak.

Survei ini melibatkan wawancara telepon dengan 506 responden dari 34 provinsi di Indonesia pada tanggal 4-6 April 2023. Sampel survei dipilih secara acak dari panel responden Litbang Kompas, mengikuti proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi. Survei ini memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan margin of error sekitar 4,36%.

Penanganan stunting menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya dari sektor kesehatan, tetapi juga melibatkan kesadaran masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait lainnya. Upaya bersama yang berkesinambungan diperlukan guna mengurangi angka stunting ini demi menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan berkualitas di Indonesia.

Peran Pemerintah dan Target Penurunan Stunting

Dikutip dari laman Kemenkeu, pemerintah telah mengalokasikan anggaran melalui Kementerian Keuangan untuk menangani stunting, termasuk Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Non Fisik. Dengan dukungan dana ini, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat turun hingga mencapai target 14% pada tahun 2024.

Stunting menjadi perhatian serius yang memerlukan partisipasi semua pihak untuk memastikan kualitas hidup anak-anak Indonesia terjaga. Kolaborasi lintas sektor dan komitmen bersama diharapkan dapat terus menekan angka stunting, sehingga terwujudnya generasi masa depan yang sehat dan berkualitas dapat direalisasikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rendi Mahendra
Terkini