Bisnis.com, JAKARTA — PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. (MREI) atau Marein menyebut belum ada perjanjian kerja sama reasuransi dengan Asuransi Jiwa Bersama atau AJB Bumiputera 1912.
Kabar tersebut menjawab tidak adanya aset reasuransi dalam laporan keuangan AJB Bumiputera 1912 pada Oktober 2023. Padahal masih ada aset reasuransi senilai Rp28,67 miliar per Oktober 2022. Dalam informasi mengenai aset bukan investasi itu pun tidak tercantum tagihan premi reasuransi.
“Sesuai prosedur yang berlaku secara umum bahwa semua utang piutang harus dilakukan rekonsiliasi dan disetujui kedua belah pihak. Dan untuk produk baru, kami belum ada kerjasama reasuransi lagi dengan AJB BP,” kata Tamara Arista, selaku Direktur Marein kepada Bisnis, Jumat (8/12/2023).
Terkait dengan masih adanya reasuransi eksisting dari polis lama, manajemen Marein menyebut memerlukan waktu untuk menjawab. Pihak Marein masih perlu untuk mengecek kembali data-data.
Pasalnya, AJB Bumiputera 1912 mencatat masih ada tagihan klaim reasuransi senilai Rp40,7 miliar per Oktober 2023. Selain Marein, AJB Bumiputera juga masih mencantumkan dua perusahaan reasuransi lainnya yang menjadi reasuradur utamanya, di antaranya PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) dan PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure).
Di sisi lain, Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu menyebut bahwa pihaknya memang telah melayangkan surat pemutusan kerja sama kepada AJB Bumiputera 1912.
“Melihat kondisi AJB Bumiputera sampai dengan saat ini, Indonesia Re memutuskan untuk mengirimkan surat pemutusan kerja sama reasuransi pada 3 Oktober 2023,” kata Benny kepada Bisnis, Jumat (8/12/2023),
Benny mengungkap bahwa kondisi AJB Bumiputera 1912 telah diketahui sejak kuartal II/2023, dimana Indonesia Re mengirimkan tagihan premi ke AJB Bumiputera. Kala itu AJB Bumiputera menyatakan terdapat ganggungan likuiditas sehingga mengganggu pelaksanaan kewajibannya kepada Indonesia Re.
“Berdasarkan informasi tersebut Indonesia Re memutuskan untuk menghentikan sementara bisnis dengan AJB Bumiputera sampai dengan adanya kejelasan status AJB Bumiputera 1912,” ungkap Benny.
Sampai saat ini kondisi tersebut tampaknya belum juga membaik, sehingga Indonesia Re memilih untuk memutus kerja sama dengan AJB Bumiputera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel