BPS: Ada 146.214 Rumah Tangga Usaha Pertanian Perorangan di Majalengka

Bisnis.com,14 Des 2023, 13:21 WIB
Penulis: Hakim Baihaqi
Petani beraktivitas di lahan persawahan di kawasan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (17/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, MAJALENGKA - Jumlah rumah tangga usaha pertanian perorangan (RTUP) di Kabupaten Majalengka sepanjang 2023 sebanyak 146.214.

Kepala BPS Majelangka Joni Kasmuri mengatakan, berdasarkan data hasil Sensus Pertanian 2023 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Kecamatan Lemahsugih, Jatitujuh, dan Bantarujeg merupakan kecamatan dengan jumlah RTUP paling banyak. 

Kecamatan Lemahsugih terdapat 12.115 RTUP, Kecamatan Jatitujuh 8.818 RTUP, dan Kecamatan Bantarujeg 8.689 RTUP.

Dalam sensus tersebut, terdapat tujuh sub sektor yang menjadi cakupan. Sub sektor itu yakni, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, dan jasa pertanian. 

"Subsektor yang paling banyak diusahakan oleh RTUP adalah tanaman pangan dengan jumlah 115.291 rumah tangga, disusul hortikultura dengan jumlah 47.510 rumah tangga, dan peternakan dengan jumlah sebesar 38.557 rumah tangga," kata Joni di Kabupaten Majalengka, Kamis (14/12/2023).

Joni menyebutkan, hasil sensus menunjukkan RTUP di Kabupaten Majalengka mayoritas dimiliki oleh kepala rumah tangga dengan usia di atas 45 tahun. Sementara, 23,08% dilakoni oleh kepala rumah tangga dengan umur di bawah 45 tahun.

Selain itu, hasil sensus tersebut juga menyebutkan, RTUP didominasi oleh laki-laki dengan jumlah sebesar 90,39% dan sisanya 9,61 % adalah perempuan.

"Selain melihat berdasarkan kelompok umur kepala keluarga, penting pula melihat jumlah rumah tangga usaha pertanian berdasarkan jenis kelamin kepala rumah tangga .Hal ini membantu mengidentifikasi dan mengatasi ketidaksetaraan gender serta memaksimalkan potensi kontribusi masing-masing gender dalam sektor pertanian," kata Joni.

Menurut Joni, naiknya angka tersebut terjadi karena tumbuhnya tren urban farming. Dimana, Lahan pertanian di perkotaan semakin sempit seiring dengan pertambahan penduduk perkotaan, sedangkan kebutuhan untuk konsumsi hasil pertanian cukup tinggi. 

Wilayah perkotaan memiliki ketergantungan hasil pertanian dari daerah lain, sehingga urban farming menjadi salah satu solusi dalam mengurangi ketergantungan tersebut.

"Selain itu, membantu pengendalian inflasi, mengembangkan ekonomi lokal, efisiensi biaya transportasi, meningkatkan partisipasi masyarakat/komunitas, dan meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan," kata Joni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini