Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja harga komoditas logam dasar masih terseret perlambatan pertumbuhan ekonomi, sehingga prospeknya ikut buram. Analis memperbarui pandangannya di sejumlah saham logam di Indonesia menyusul sejumlah sentimen di pasar logam seperti nikel, aluminium, tembaga dan emas.
Nikel masih menjadi logam dengan kinerja paling jeblok di London Metal Exchange. Per perdagangan Kamis (14/12/2023), nikel di LME telah turun 45,19% secara year-to-date (YtD) ke level US$16.468 per ton.
LME aluminium juga telah turun 10,01% YtD menjadi US$2.140 per ton, sedangkan tembaga terpangkas tipis 0,50% YtD ke level Rp8.330 per ton. Komoditas logam yang menunjukkan kinerja tertinggi yakni bijih besi.