Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. (SDRA) mengumumkan perubahan jadwal rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
Dalam keterbukaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), diberitahukan bahwa RUPSLB yang semula dijadwalkan pada Rabu 10 Januari 2024 harus ditunda pelaksanaannya.
“Bersama ini kami sampaikan bahwa tanggal pelaksanaan RUPSLB yang semula tertulis tanggal 10 Januari 2024 diralat menjadi tanggal 25 Januari 2024,” tulis manajemen SDRA yang dikutip, Senin (18/12/2023)
Adapun, RUPSLB tersebut direncanakan untuk meminta restu terkait aksi right issue sebanyak 6,4 miliar lembar saham. Dalam gelaran right issue itu, induk SDRA asal Korea Selatan Woori Bank Korea menyiapkan dana US$200 juta atau Rp3,1 triliun untuk menebus haknya. Pelaksanaan aksi korporasi SDRA ini ditargetkan rampung pada kuartal I/2024.
Presiden Direktur Bank Woori Saudara Hwang Gyusoon sebelumnya mengatakan right issue ini dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan.
Bank Woori Saudara mencatatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) di level 24,17% pada September 2023, naik dari level pada September 2022 sebesar 22,86%. Posisi CAR setelah aksi penambahan modal diproyeksikan akan naik sejalan dengan realisasi right issue.
"Selain itu tentunya juga sebagai salah satu upaya untuk dapat menghadapi perkembangan jaman dan persaingan yang semakin ketat," katanya dalam keterangan tertulis pada Selasa (5/12/2023).
Menurutnya, tambahan modal melalui right issue dapat membantu Bank Woori Saudara untuk melakukan perkembangan usaha dengan melakukan ekspansi bisnis yang berkelanjutan dalam menjaga daya saing.
"Di samping itu, Bank Woori Saudara juga akan lebih mengembangkan perannya dalam memberikan layanan keuangan kepada perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, demikian juga untuk pengembangan bisnis ritel," demikian isi laporan SDRA.
Lebih lanjut, Manajemen Bank Woori Saudara menjelaskan bahwa penambahan modal melalui right issue dinilai mampu mempercepat upaya bank naik kelas.
"Rencana penambahan modal akan berdampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan, khususnya dalam hal memperkuat struktur permodalan sehingga dapat mempercepat perseroan untuk menjadi bank kategori KBMI III," katanya.
KBMI III merupakan kategori bank dengan modal inti Rp14 triliun sampai Rp70 triliun. Sebagaimana diketahui, saat ini Bank Woori Saudara masih masuk ke dalam kategori KBMI II atau bank dengan modal inti Rp6 triliun hingga Rp14 triliun. Tercatat, modal inti Bank Woori Saudara per September 2023 mencapai Rp8,36 triliun.
Apabila Bank Woori Saudara masuk KBMI III, maka akan selevel dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) hingga PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS).
Sementara itu, dalam aksi right issue itu, pemegang saham pengendali Bank Woori Saudara yakni Woori Bank Korea akan menebus haknya. Korporasi keuangan asal Korea Selatan itu menyiapkan dana Rp3,1 triliun dalam keterlibatannya di right issue SDRA. Adapun, Woori Bank Korea memiliki porsi kepemilikan 84,20% di SDRA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel